Ilustrasi.
HANOI, DDTCNews—Pemerintah dinilai lebih baik mengenakan pajak terhadap ekspor beras ketimbang memangkas kuota ekspor dalam rangka menstabilkan harga beras di dalam negeri selama pandemi Covid-19.
Rekomendasi pajak ekspor beras tersebut datang dari mantan direktur Vietnam Institute for Economic and Policy Research (VEPR), Nguyen Duc Thanh dalam konferensi video baru-baru ini.
Menurut Nguyen, banyak pebisnis Vietnam yang mengantri untuk mengekspor beras. Namun rencana mereka terganggu lantaran pemerintah Vietnam tiba-tiba memangkas kuota ekspor beras sebesar 40% dari tahun lalu menjadi 400.000 ton pada April.
Bukan tanpa alasan pebisnis ingin segera mengekspor beras. Pasalnya, harga beras global saat ini sedang naik seiring dengan meningkatnya permintaan cadangan beras. Dengan kata lain, pebisnis ingin mengambil momentum untuk mencari untung lebih besar.
Di lain pihak, pemerintah Vietnam ternyata khawatir dengan keamanan pangan nasional di tengah pandemi Corona saat ini, meski di saat bersamaan Vietnam memiliki status sebagai negara pengekspor beras terbesar di dunia.
Menurut Nguyen, pengenaan pajak ekspor beras jauh lebih menguntungkan. Selain mampu menstabilkan harga beras dalam negeri, setoran pajak dari ekspor beras juga bisa digunakan untuk penanganan Covid-19.
“Jika pemerintah setuju untuk mengenakan pajak ekspor beras, mungkin 15% atau 20%, itu akan membantu menstabilkan harga beras dalam negeri. Sementara pajak dapat digunakan untuk pencegahan COVID-19,” tuturnya dilansir dari Vietnam News.
Untuk diketahui, ekspor beras merupakan tema utama yang diangkat oleh para ahli ekonomi selama konferensi online yang diselenggarakan oleh VEPR baru-baru ini, di mana pada saat bersamaan juga membahas prospek ekonomi Vietnam. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.