PALESTINA

Protes Kebijakan Israel, Warga Palestina Tolak Bayar Pajak

Redaksi DDTCNews | Kamis, 04 Juni 2020 | 15:27 WIB
Protes Kebijakan Israel, Warga Palestina Tolak Bayar Pajak

Seorang pria Palestina duduk di depan pasukan Israel saat aksi protes menentan operasi mesin Israel dekat Ramallah di wilayah pendudukn Israel, Tepi Barat, Selasa (26/5/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamad Torokman/AWW/djo

RAMALLAH, DDTCNews—Warga Palestina menolak untuk membayar pajak yang dikelola oleh pemerintah Israel sebagai bentuk protes rencana Tel Aviv untuk melakukan aneksasi di wilayah Tepi Barat.

Juru bicara pemerintah Palestina Ibrahim Melhem mengatakan pihaknya akan menolak segala pungutan pajak pemerintah Israel yang berlaku pada Mei 2020. Hal ini terjadi karena eskalasi ketegangan Israel-Palestina di kawasan Tepi Barat.

"Sesuai dengan keputusan kepemimpinan nasional untuk menghentikan semua bentuk koordinasi dengan Israel," katanya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (4/6/2020).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Seperti diketahui, hubungan fiskal Israel dan Palestina terbilang unik. Kementerian Keuangan Israel ternyata turut mengelola pungutan pajak di wilayah otoritas Palestina atau Palestinian National Authority.

Hasil pungutan pajak yang dikelola oleh Israel tersebut menyumbang setengah dari total anggaran pemerintah Palestina. Kini, koordinasi fiskal diputus setelah Israel memangkas dana bagi hasil pajak kepada pemerintah Palestina.

Kebijakan fiskal pemerintah Israel tersebut dilakukan sebagai aksi balasan. Pasalnya, pemerintah Palestina menggunakan anggaran tersebut untuk membantu keluarga militan yang dipenjara atau terbunuh.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Dilansir Arab News, aksi protes pemerintah Palestina ini disebut sangat berisiko dari sisi kebijakan fiskal. Pemerintah ditaksir akan kehilangan penerimaan sekitar US$190 juta dalam setoran pajak rutin setiap bulan.

Selain menghentikan koordinasi fiskal, Presiden Mahmoud Abbas juga memastikan tidak ada bantuan keamanan bagi Israel untuk membendung gelombang kekerasan di Tepi Barat.

Menurutnya kesepakatan bilateral tidak mencapai titik temu saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melanjutkan aneksasi Tepi Barat untuk pemukiman Yahudi. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN