PMK 64/2022

PMK Baru! Aturan Pemungutan PPN atas Hasil Pertanian Tertentu Diubah

Nora Galuh Candra Asmarani | Senin, 11 April 2022 | 09:00 WIB
PMK Baru! Aturan Pemungutan PPN atas Hasil Pertanian Tertentu Diubah

Tampilan awal salinan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 64/2022.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatur kembali ketentuan pajak pertambahan nilai (PPN) atas penyerahan barang hasil pertanian tertentu melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 64/2022.

Beleid yang berlaku mulai 1 April 2022 itu mencabut dan menggantikan PMK 89/2020. Pengantian ketentuan dilakukan untuk lebih memberikan keadilan dan kepastian hukum serta menyederhanakan administrasi perpajakan.

“Untuk memberikan keadilan dan kepastian hukum…bagi pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan barang hasil pertanian tertentu,” bunyi salah satu pertimbangan PMK 64/2022, Senin (11/4/2022).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Berdasarkan PMK 64/2022, pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan kegiatan penyerahan barang hasil pertanian tertentu bisa menggunakan besaran tertentu untuk memungut dan menyetorkan PPN yang terutang.

Besaran tertentu ditetapkan 10% dari tarif PPN dikali dengan harga jual. Alhasil, besaran tertentu yang berlaku mulai 1 April 2022 adalah 1,1% dari harga jual. Saat tarif PPN 12% mulai berlaku maka besaran tertentu ditetapkan 1,2% dari harga jual.

Merujuk Pasal 4 ayat (1) PMK 64/2022, PKP harus menyampaikan pemberitahuan kepada kantor pelayanan pajak (KPP) tempat pengusaha dikukuhkan apabila menggunakan besaran tertentu dalam pemungutan dan penyetoran PPN atas hasil pertanian tertentu.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Pemberitahuan itu disampaikan paling lambat pada saat batas waktu penyampaian SPT Masa PPN masa pajak pertama dimulainya penggunaan besaran tertentu. Lalu, PMK 64/2022 memperkenankan PKP yang menggunakan besaran tertentu beralih ke skema PPN umum.

PKP yang ingin beralih ke skema PPN umum harus menyampaikan pemberitahuan kepada kepala KPP tempat PKP dikukuhkan. Perlu diingat, PKP yang sudah beralih tidak dapat kembali memungut dan menyetorkan PPN atas penyerahan barang hasil pertanian tertentu dengan besaran tertentu.

Perincian barang pertanian tertentu yang atas penyerahannya dapat menggunakan besaran tertentu tercantum dalam lampiran PMK 64/2022. Berdasarkan lampiran tersebut, barang pertanian tertentu di antaranya kelapa sawit, kakao, kopi, aren, jambu mete, lada, pala, cengkeh, karet, dan teh.

Selain itu, ada pula tembakau, tebu, kapas, kapuk, rami, rosella, jute, kenaf, abaca, kayu manis, kina, panili, nilam, jarak pagar, sereh, atsiri, kelapa, padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, tanaman hias, tanaman obat, dan kayu. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra