SINGAPURA

'Pajak' untuk Kaum Antivaksin: Biaya Kesehatan Tak Lagi Gratis

Redaksi DDTCNews | Rabu, 10 November 2021 | 16:00 WIB
'Pajak' untuk Kaum Antivaksin: Biaya Kesehatan Tak Lagi Gratis

Seorang pria memakai masker pelindung berjalan melewati tanda yang diletakkan untuk mengingatkan jarak sosial saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Marina Bay di Singapura, Rabu (22/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su/File Photo/foc/cfo

SINGAPURA, DDTCNews – Semakin masifnya gerakan antivaksin Covid-19 membuat pemerintah Singapura tak tinggal diam. Pasalnya, kelompok anti-vax ini ujung-ujungnya tetap bergantung pada fasilitas kesehatan jika mereka terinfeksi virus corona.

Menyiasati hal ini, Singapura mencabut subsidi atas biaya perawatan di rumah sakit bagi pasien Covid-19 yang terbukti menolak divaksinasi. Artinya, pasien Covid-19 yang belum pernah divaksinasi karena sebelumnya menolak, harus membayar penuh biaya rumah sakit.

Media Singapura menyebut ini seperti 'pajak' bagi kaum anti-vax. Kelompok yang menghambat tercapainya herd immunity ini perlu membayar konsekuensi atas pilihan mereka.

Baca Juga:
Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Langkah ini terbilang signifikan bagi Singapura karena pemerintah negara tersebut memberikan subsidi dan penggratisan biaya kesehatan bagi seluruh warganya. Bahkan selama pandemi, batasan layanan dihapuskan. Kemewahan ini tak akan didapat bagi warga penolak vaksinasi Covid-19.

"Orang yang tidak divaksin merupakan kelompok besar yang harus dapat rawat inap intensif. Mereka juga berkontribusi menjadi beban dan mengancam kesehatan warga lain," jelas salah satu pejabat Kementerian Kesehatan Singapura, Rabu (10/11/2021).

Kemenkes Singapura menegaskan bahwa pengecualian penggratisan biaya perawatan hanya berlaku bagi warga yang sengaja menolak vaksinasi. Sementara anak-anak di bawah 12 tahun dan kelompok warga tertentu yang memang tidak memungkinkan untuk divaksin karena alasan medis tetap ditunjang biaya medisnya oleh pemerintah.

Baca Juga:
Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Kendati begitu, langkah tegas pemerintah Singapura ini tetap saja memantik pro dan kontra. Sejumlah pakar menyoroti perlunya pemerintah memberikan keadilan bagi seluruh warga.

Namun, sebagian ahli setuju dengan cara pemerintah ini. Menurut mereka, kelompok anti-vax memang perlu sikap tegas pemerintah. Apalagi warga yang enggan divaksinasi menjadi ancaman kesehatan bagi kelompok lainnya, dikutip dari IFL Science. (tradiva sandriana/sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi