Exclusive Webinar: Transfer Pricing and Intangibles: Concept, Issues, and Recent Case Study.
DALAM beberapa dekade terakhir, aset tidak berwujud (intangibles) menjadi salah satu faktor yang paling relevan ketika menjalankan bisnis secara global (OECD, 2013). Aset tidak berwujud sangat penting terkhususnya bagi negara-negara yang menjadi penyedia dukungan teknologi. Hal ini menjadi krusial untuk mewujudkan secara penuh keseluruhan manfaat yang berasal dari produk dan layanan baru.
Beriringan dengan makin pentingnya aset tidak berwujud bagi perekonomian maka perlakuan pajak atas aset tersebut juga makin diawasi dengan cermat (IBFD, 2018). Sebagaimana jenis transaksi lainnya, perusahaan multinasional akan mengusahakan cara terbaiknya untuk mengoptimalkan bisnis mereka yang terkait dengan aset tidak berwujud agar memperoleh perlakukan pajak yang paling efisien.
Di sisi lain, otoritas pajak mengkhawatirkan digunakannya aset tidak berwujud dalam perencanaan pajak agresif (aggressive tax planning). Perencanaan tersebut berpotensi untuk mengakibatkan penggerusan basis pajak dan pergeseran keuntungan (base erosion and profit shifting).
OECD telah menyadari permasalahan yang berpotensi muncul dari aset tidak berwujud. Menanggapi hal tersebut, OECD menyimpulkan hasil temuannya pada Aksi 8 Proyek BEPS. Aksi ini kemudian diadopsi dalam pedoman penetapan harga transfer OECD (OECD TP Guidelines) sejak tahun 2017 lalu.
Pada BAB VI pedoman OECD, dibahas secara khusus mengenai penentuan kondisi wajar atas transaksi yang melibatkan penggunaan atau pengalihan aset tidak berwujud. Pedoman tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa keuntungan yang terkait dengan penggunaan dan pengalihan aset tidak berwujud dapat dialokasikan dengan tepat sesuai dengan penciptaan nilai (value creation). Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mengembangkan aturan penetapan harga transfer untuk pengalihan aset tidak berwujud yang sulit dinilai (hard-to-value intangibles).
OECD TP Guidelines juga membantu perusahaan multinasional dalam menentukan alokasi laba wajar sesuai fungsi yang dijalankan, aset yang digunakan, dan risiko-risiko terkait dengan pengembangan, peningkatan, perawatan, perlindungan, dan eksploitasi (development, enhancement, maintenance, protection, and exploitation/DEMPE).
Untuk memperdalam pemahaman mengenai penetapan harga transfer atas aset tidak berwujud, pada bulan Desember mendatang, yakni Kamis, 15 Desember 2022, DDTC Academy mengadakan Exclusive Webinar berjudul Transfer Pricing and Intangibles: Concept, Issues, and Recent Case Study.
Topik yang akan dibahas antara lain:
Melengkapi pemahaman dan pengalaman yang diperoleh peserta, webinar ini dilengkapi dengan pembahasan mengenai studi kasus terkini terkait kasus-kasus aset tidak berwujud yang nyata.
Materi webinar akan dibawakan oleh profesional transfer pricing DDTC, yakni Manager of Transfer Pricing Services DDTC Muhammad Putrawal Utama dan Senior Specialist of Transfer Pricing Services DDTC Tami Putri Pungkasan.
Muhammad Putrawal Utama adalah praktisi berpengalaman di bidang dokumentasi transfer pricing, mutual agreement procedure (MAP), dan advance pricing agreement (APA). Putrawal juga memimpin tim khusus yang menangani isu transfer pricing terkait aset tidak berwujud dan transaksi keuangan.
Selain itu, pembicara kedua, Tami Putri Pungkasan adalah praktisi berpengalaman di bidang sengketa transfer pricing untuk berbagai industri.
Webinar kali ini diadakan secara online melalui Zoom Meeting pukul 09.30 hingga 12.00 WIB.
Daftarkan diri Anda pada link berikut:
https://academy.ddtc.co.id/seminar
Harga promo spesial paket bundle 2 seminar!
Jika Anda mengambil webinar ini dan DDTC’s 2023 Tax Outlook Seminar: Concerning Your Company Tax Risk, Anda akan memperoleh harga spesial dari harga normal Rp1.600.000 menjadi Rp1.300.000.
Daftar segera, karena kapasitas peserta sangat terbatas!
Membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi Hotline DDTC Academy (+62)812-8393-5151 / [email protected] (Vira) atau melalui media sosial DDTC Academy Instagram (@ddtcacademy), Facebook (DDTC Academy), Twitter (@ddtcacademy), Telegram Channel (DDTCAcademy), dan LinkedIn Group (DDTC Academy). (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.