KEBIJAKAN PAJAK

NIK-NPWP Berlaku Bertahap, Wajib Pajak Masih Bisa Lakukan Pemadanan

Dian Kurniati | Selasa, 09 Juli 2024 | 16:00 WIB
NIK-NPWP Berlaku Bertahap, Wajib Pajak Masih Bisa Lakukan Pemadanan

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) telah menerbitkan Peraturan Dirjen Pajak No. PER-6/PJ/2024 yang salah satunya memberlakukan NIK sebagai NPWP secara bertahap.

Penyuluh Pajak Ahli Pertama DJP Dwi Langgeng Santoso mengatakan wajib pajak masih memiliki kesempatan untuk melakukan pemadanan NIK sebagai NPWP. Menurutnya, semua proses pemadanan dapat dilakukan melalui DJP Online.

"Terdapat data yang harus valid agar NIK dapat digunakan sebagai NPWP," katanya dalam talk show radio, Selasa (9/7/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Dwi menuturkan penggunaan NIK sebagai NPWP bertujuan memberikan kemudahan layanan dan kepastian hukum kepada wajib pajak. Melalui PER-6/PJ/2024, pemerintah pun mengatur beberapa layanan administrasi pajak yang dapat diakses dengan NIK sejak 1 Juli 2024.

Namun, DJP saat ini juga masih memberikan kesempatan bagi wajib pajak untuk menggunakan NPWP format lama atau 15 digit. Secara bersamaan, wajib pajak yang belum melakukan pemadanan tetap diimbau untuk segera melakukan pemadanan NIK sebagai NPWP.

Sebagai langkah awal, dia menjelaskan wajib pajak dapat mencoba login ke DJP menggunakan NIK sebagai user ID. Apabila bisa login, dapat dipastikan NIK wajib pajak tersebut telah dipadankan secara sistem oleh DJP.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Namun jika tidak berhasil login, artinya NIK wajib pajak belum dipadankan sebagai NPWP. Dalam hal ini, wajib pajak masih perlu login ke DJP Online menggunakan NPWP 15 digit.

Setelahnya, wajib pajak dapat membuka Profil dan mengklik Data Utama. Pada halaman itulah, wajib pajak perlu mengecek kebenaran 4 data antara lain nama, NIK, tempat lahir, dan tanggal lahir.

Jika ditemukan ketidaksesuaian, data-data ini dapat diedit agar NIK mendapatkan status valid sebagai NPWP. Selain itu, beberapa data lainnya juga perlu diperiksa, seperti alamat email dan nomor ponsel, klasifikasi lapangan usaha (KLU), serta data anggota keluarga, sesuai dengan kondisi pada saat ini.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

"Apabila masih belum berhasil, wajib pajak nanti harus datang ke KPP terdekat atau menghubungi Kring Pajak," ujar Dwi.

Dwi menambahkan NIK diarahkan untuk berlaku penuh sebagai NPWP. Apabila NIK belum padan, wajib pajak bakal kesulitan melaksanakan hak dan/atau kewajiban pajaknya, serta sulit menggunakan layanan administrasi oleh pihak lain yang mensyaratkan penggunaan NPWP.

Hingga 30 Juni 2024, sekitar 74 juta NIK telah dipadankan sebagai NPWP. Angka ini setara dengan 99,1% dari 74,68 juta wajib pajak orang pribadi.

Dari keseluruhan data yang telah valid, 4,37 juta data dipadankan secara mandiri oleh wajib pajak, sedangkan sisanya 69,6 juta NIK-NPWP yang dipadankan oleh sistem DJP. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja