MALAYSIA

Muncul Desakan Agar Menkeu Tunda Pungutan Retribusi Keberangkatan

Redaksi DDTCNews | Kamis, 08 Agustus 2019 | 16:31 WIB
Muncul Desakan Agar Menkeu Tunda Pungutan Retribusi Keberangkatan

Ilustrasi. (foto: roadtrippers.asia)

KOTA KINABALU, DDTCNews – Menteri Keuangan Malaysia didesak untuk menunda penerapan retribusi keberangkatan (departure levy).

Datuk Christina Liew, Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Sabah berpendapat otoritas fiskal seharusnya tidak mengenakan pajak pada sektor pariwisata dan departure levy secara bersamaan. Langkah ini dinilai akan berdampak negatif pada industri pariwisata di Malaysia.

“Atas nama para penyedia wisata di Sabah, saya mendesak Menteri Keuangan Lim Guan Eng agar hanya mengenakan satu bentuk pajak. Anda tidak boleh mengenakan keduanya pada wisatawan,” kata Christina pada Rabu (7/8/2019).

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Dia mengatakan pajak keberangkatan adalah pajak yang tidak disukai pelaku usaha pariwisata karena akan membuat wisatawan berpikir dua kali untuk berkunjung ke Malaysia. Pemain di sektor pariwisata ingin bebas dari kerumitan dan wisatawan tidak terbebani oleh pajak semacam itu.

Salah satu alasan Chtistina menolak adanya retribusi keberangkatan karena belum mengetahui mekanismenya. Dia berharap Menteri Keuangan Federal mensosialisasikan prosedur dan mekanisme tentang bagaimana retribusi keberangkatan akan dikumpulkan.

Pada 2 Agustus 2019, Pemerintah Federal telah mengumumkan akan mengenakan pajak bagi siapa saja yang terbang keluar dari Malaysia dalam bentuk retribusi keberangkatan mulai dari RM8 hingga RM150 (sekitar Rp27.000—Rp506.000). Retribusi ini akan dikenakan mulai dari 1 September 2019.

Baca Juga:
Ekonomi Sedang Sulit, UMKM Malaysia Minta Tak Ada Pengenaan Pajak Baru

Seperti dilansir theborneopost.com, Christina setuju dengan saran Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Federal Datuk Mohamaddin Ketapi kepada Menteri Keuangan Lim Guan Eng untuk menunda penegakan retribusi keberangkatan sampai kampanye pariwisata Visit Malaysia 2020 selesai.

Dia memaparkan pada semester I/2019, Sabah dikunjungi 2,02 juta wisatawan. Realisasi ini menunjukkan adanya peningkatan 6,6% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penerimaan negara atas kunjungan wisatawan itu mencapai RM4,34 miliar (sekitar Rp14 triliun). (MG-dnl/kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:01 WIB KURS PAJAK 16 OKTOBER 2024 - 22 OKTOBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS

Minggu, 13 Oktober 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Indonesia Disalip Malaysia soal Family Office, Ini Kata Luhut

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN