PERATURAN PAJAK

Masuk Kategori OPPT, WP Harus Setor PPh 25 sebesar 0,75% dari Omzet

Muhamad Wildan | Jumat, 17 Mei 2024 | 16:00 WIB
Masuk Kategori OPPT, WP Harus Setor PPh 25 sebesar 0,75% dari Omzet

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Wajib pajak orang pribadi yang bergerak di bidang perdagangan ataupun jasa pada 1 atau lebih tempat kegiatan usaha yang berbeda dengan tempat tinggalnya dikategorikan sebagai wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu (OPPT).

Jika seorang wajib pajak memenuhi kriteria sebagai OPPT, angsuran PPh Pasal 25-nya tidak dihitung berdasarkan ketentuan pada Pasal 25 ayat (1) UU PPh. PPh Pasal 25 yang harus disetorkan wajib pajak OPPT setiap bulannya adalah 0,75% dari peredaran bruto.

"Angsuran PPh Pasal 25 untuk wajib pajak OPPT, ditetapkan sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari tiap-tiap tempat usaha yang berbeda dengan tempat tinggal wajib pajak," bunyi Pasal 7 ayat (1) PMK 215/2018, dikutip pada Jumat (17/5/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 dari setiap tempat usaha milik wajib pajak OPPT merupakan kredit pajak atas PPh yang terutang pada tahun pajak bersangkutan. Simak Apa Itu Wajib Pajak OPPT?

Namun, perlu dicatat, jika wajib pajak OPPT merupakan UMKM yang omzetnya belum melampaui Rp4,8 miliar dalam setahun maka wajib pajak bisa menunaikan kewajiban pajaknya menggunakan skema PPh final UMKM dengan tarif sebesar 0,5% dari omzet.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) 55/2022, jangka waktu pemanfaatan PPh final UMKM bagi wajib pajak orang pribadi maksimal adalah selama 7 tahun pajak terhitung sejak wajib pajak tersebut terdaftar.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Bila wajib pajak OPPT memilih untuk menunaikan kewajiban pajaknya menggunakan skema PPh final UMKM, wajib pajak juga berhak mendapatkan omzet tidak kena pajak senilai Rp500 juta per tahun.

Dalam hal wajib pajak memilih menggunakan skema PPh final UMKM sebesar 0,5% dari omzet maka PPh final terutangnya harus disetor sendiri setiap bulan.

PPh final sebesar 0,5% dari omzet mulai disetorkan ketika omzet wajib pajak orang pribadi UMKM secara kumulatif dihitung sejak awal tahun ternyata sudah melewati Rp500 juta. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja