PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi dan Investasi Masih Jadi Penyumbang Terbesar Ekonomi

Dian Kurniati | Senin, 06 November 2023 | 13:30 WIB
Konsumsi dan Investasi Masih Jadi Penyumbang Terbesar Ekonomi

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat memberikan paparan.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2023 sebesar 4,94%.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan konsumsi rumah tangga dan PMTB masing-masing tumbuh 5,06% dan 5,77%. Sementara itu, distribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) masing-masing sebesar 52,62% dan 29,68%.

"Sebagai penyumbang utama dari PDB menurut komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,06% dan PMTB tumbuh 5,77%," katanya, Senin (6/11/2023).

Baca Juga:
Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Amalia menuturkan konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2023 mengalami pertumbuhan seiring dengan membaiknya mobilitas masyarakat sehingga mengerek aktivitas konsumsi.

Konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada kuartal III/2023, yakni sebesar 2,63%. Namun demikian, kontribusi tersebut relatif lebih kecil dari konsumsi rumah tangga pada kuartal II/2023.

Untuk PMTB, kontribusi terhadap PDB mencapai 1,81% didorong pertumbuhan barang modal jenis bangunan. Barang modal jenis kendaraan juga tercatat positif terutama dari impor kendaraan berupa pesawat terbang dan kapal laut yang meningkat signifikan.

Baca Juga:
Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor

Sementara itu, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 6,21% pada kuartal III/2023 didorong peningkatan aktivitas partai politik. Di sisi lain, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi 3,76%.

Amalia menambahkan kinerja ekspor barang dan jasa mengalami penurunan 4,26%. Ekspor nonmigas yang mengalami kontraksi antara lain seperti bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewan/nabati, serta mesin/peralatan listrik, serta ekspor barang migas.

"Sedangkan ekspor jasa tumbuh positif seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan devisa masuk dari luar negeri," ujarnya. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

BERITA PILIHAN
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Pajak atas Biaya Overhead dari Luar Negeri

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:10 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Dibuka! Batch Terbaru Pelatihan Intensif Transfer Pricing DDTC Academy

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:30 WIB PROFIL PERPAJAKAN KONGO

Seputar Aturan Perpajakan Kongo, PPN-nya Pakai Skema Multi-Tarif

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor