PAKISTAN

Komisi Tinggi Minta P3B Segera Difinalisasi

Redaksi DDTCNews | Selasa, 23 April 2019 | 16:14 WIB
Komisi Tinggi Minta P3B Segera Difinalisasi

Ilustrasi. 

ISLAMABAD, DDTCNews – Terlambatnya penandatanganan perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) selama bertahun-tahun antara Pakistan dengan Australia telah memberi dampak buruk pada dua sektor di kedua negara.

Sejauh ini, Komisi Tinggi Pakistan di Australia telah menulis surat kepada Kementerian Luar Negeri sebagai tindak lanjut P3B, sekaligus mengangkat masalah itu kepada Departemen Perdagangan agar segera diatasi.

“Penundaan 17 tahun tersebut mempengaruhi sektor perdagangan dan investasi antara kedua negara terkena dampak yang cukup serius,” demikian isi surat tersebut, seperti dilansir Tribune Pakistan, Selasa (23/4/2019).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Pada 20 Maret lalu, Komisaris Tinggi Pakistan sempat bertemu dengan beberapa tokoh penting Departemen Keuangan Australia, termasuk kepala Divisi Korporat Paul McCullough, Manajer Unit Transaksi Lintas Batas Lynn Kelly, dan Kepala Divisi Korporat dan Internasional Bidang Pajak Ronita Ram.

Pertemuan Joint Working Group Pakistan-Australia membahas kelanjutan penandatanganan P3B kedua negara. Pakistan berharap P3B segera difinalisasi agar segera mendapatkan dampak positif dari perjanjian tersebut.

Pemerintah Pakistan berharap penandatanganan P3B mampu menghapus pajak berganda, memfasilitasi calon investor, mendorong perdagangan, dan memperbaiki investasi bilateral. Perjanjian itu juga sebagai upaya pemerintah kedua negara untuk mengatasi kejahatan keuangan dan pencucian uang.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS

Pemerintah Pakistan juga menyebut pentingnya Zona Ekonomi Khusus di dekat rute Koridor Ekonomi China—Pakistan (China—Pakistan Economic Corridor/CPEC) untuk menggali potensi bisnis. Zona tersebut memberi peluang pertambangan global dan industri energi terbarukan yang mungkin diminati investor Australia.

Menanggapi sejumlah potensi tersebut, Paul McCullough mengatakan Departemen Keuangan Australia tengah bernegosiasi dengan beberapa negara terkait kontrak pajak berganda 5 tahun. Dia berharap Pakistan juga akan mendapat manfaat dari peluang itu.

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:01 WIB KURS PAJAK 16 OKTOBER 2024 - 22 OKTOBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:00 WIB LITERATUR PAJAK

Ingin Tahu Aspek Pajak Internasional atas Dividen? Baca Buku Ini

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN