PMK 79/2024

Kemenkeu Terbitkan PMK Terbaru Soal Perlakuan Pajak Bagi KSO

Muhamad Wildan | Minggu, 03 November 2024 | 09:00 WIB
Kemenkeu Terbitkan PMK Terbaru Soal Perlakuan Pajak Bagi KSO

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan aturan terbaru, yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 79/2024, yang mengatur terkait dengan perlakuan pajak atas kerja sama operasi (KSO).

Kemenkeu menyatakan PMK baru diperlukan guna memberikan kepastian hukum, kemudahan administrasi, dan kesederhanaan dalam pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban PPN dan PPh terhadap pengaturan bersama berbentuk KSO.

"Perlu mengatur perlakuan perpajakan bagi KSO dalam satu ketentuan yang komprehensif," bunyi bagian pertimbangan PMK 79/2024, dikutip pada Minggu (3/11/2024).

Baca Juga:
Coretax: WP Badan Tanda Tangani Dokumen Pakai Sertel Pengurus

Dalam Pasal 1 angka 15 PMK 79/2024, KSO didefinisikan sebagai badan yang berbentuk pengaturan bersama antaranggota KSO yang mengatur bahwa anggota KSO memiliki pengendalian bersama atau memiliki hak atas aset dan kewajiban terhadap liabilitas dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Adapun yang dimaksud dengan anggota KSO adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap yang melakukan perjanjian kerja sama KSO.

Secara umum, PMK 79/2024 membagi KSO dalam 2 kategori, yakni KSO yang wajib ber-NPWP dan dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP); serta KSO yang tidak harus ber-NPWP dan tidak perlu dikukuhkan sebagai PKP.

Baca Juga:
Aturan Baru Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih, Unduh di Sini

Pasal 3 ayat (1) PMK 79/2024 mengatur KSO wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai wajib pajak badan bila KSO: melakukan penyerahan barang/jasa, menerima penghasilan, dan/atau mengeluarkan biaya atas nama KSO.

Kewajiban KSO untuk mendaftarkan diri guna memperoleh NPWP dilakukan paling lama 1 bulan setelah saat pendirian KSO, dalam hal perjanjian kerja sama KSO menunjukkan terpenuhinya kriteria dalam Pasal 3 ayat (1) PMK 79/2024.

Bila perjanjian kerja sama KSO tidak menunjukkan adanya kriteria dalam Pasal 3 ayat (1) PMK 79/2024, KSO wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP maksimal 1 bulan setelah saat melakukan kegiatan sesuai dengan kriteria Pasal 3 ayat (1) PMK 79/2024.

Baca Juga:
Versi PDF Buku Konsep Dasar Pajak DDTC: Bekal Awal Arungi Dunia Pajak

Lebih lanjut, KSO yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak (BKP/JKP) wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP) bila KSO memiliki omzet di atas Rp4,8 miliar; dan/atau salah satu atau lebih anggota KSO telah dikukuhkan sebagai PKP.

Mengingat sudah memiliki NPWP maka penghasilan yang diterima KSO yang memenuhi kriteria Pasal 3 ayat (1) PMK 79/2024 dari pelanggan adalah penghasilan KSO. Lebih lanjut, KSO dan anggota KSO wajib melunasi dan melaporkan PPh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sementara itu, penyerahan BKP/JKP oleh anggota KSO kepada KSO dan KSO kepada pelanggan adalah penyerahan yang dikenai PPN. KSO dan setiap anggota wajib menyetorkan dan melaporkan PPN yang terutang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Baca Juga:
BPS Catat 7,47 Juta Orang Indonesia Menganggur hingga Agustus 2024

Bagi KSO yang tidak memenuhi kriteria Pasal 3 ayat (1) PMK 79/2024, KSO dimaksud tidak wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Tak hanya itu, KSO dimaksud juga tidak wajib dikukuhkan sebagai PKP.

Pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban pajak bagi KSO yang tidak memenuhi kriteria Pasal 3 ayat (1) PMK 79/2024 dilaksanakan pada tiap anggota KSO. PMK 79/2024 telah diundangkan pada 18 Oktober 2024 dan berlaku sejak tanggal diundangkan. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 05 November 2024 | 15:00 WIB PMK 81/2024

Coretax: WP Badan Tanda Tangani Dokumen Pakai Sertel Pengurus

Selasa, 05 November 2024 | 14:30 WIB PMK 74/2024

Aturan Baru Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih, Unduh di Sini

Selasa, 05 November 2024 | 14:06 WIB LITERATUR PAJAK

Versi PDF Buku Konsep Dasar Pajak DDTC: Bekal Awal Arungi Dunia Pajak

Selasa, 05 November 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Catat 7,47 Juta Orang Indonesia Menganggur hingga Agustus 2024

BERITA PILIHAN
Selasa, 05 November 2024 | 15:00 WIB PMK 81/2024

Coretax: WP Badan Tanda Tangani Dokumen Pakai Sertel Pengurus

Selasa, 05 November 2024 | 14:30 WIB PMK 74/2024

Aturan Baru Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih, Unduh di Sini

Selasa, 05 November 2024 | 14:06 WIB LITERATUR PAJAK

Versi PDF Buku Konsep Dasar Pajak DDTC: Bekal Awal Arungi Dunia Pajak

Selasa, 05 November 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Catat 7,47 Juta Orang Indonesia Menganggur hingga Agustus 2024

Selasa, 05 November 2024 | 13:00 WIB PMK 81/2024

Ada Coretax, PM Bakal Dikreditkan dengan PK pada Masa Pajak yang Sama

Selasa, 05 November 2024 | 12:30 WIB KABUPATEN BEKASI

Pemkab Punya Aplikasi Tax Survey, Pemetaan Pajak Bisa secara Digital

Selasa, 05 November 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

PMK 81/2024 Terbit, Coretax Seragamkan Tanggal Setor Pajak

Selasa, 05 November 2024 | 11:45 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekonomi Tumbuh 4,95 Persen, Peran Konsumsi Rumah Tangga Paling Besar

Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB PMK 82/2024

PMK 82/2024 Atur Batasan Penggunaan BKC yang Dapat Pembebasan Cukai

Selasa, 05 November 2024 | 11:15 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

BPS Umumkan Ekonomi RI Cuma Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III/2024