PMK 46/2024

Kemenkeu Relaksasi Syarat Mitra Instansi Pengelola PNBP Imigrasi

Muhamad Wildan | Minggu, 14 Juli 2024 | 08:00 WIB
Kemenkeu Relaksasi Syarat Mitra Instansi Pengelola PNBP Imigrasi

Tangkapan hasil layar salinan PMK 46/2024.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merelaksasi syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi mitra instansi pengelola penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pelayanan keimigrasian.

Merujuk pada Pasal 2 ayat (2) PMK 46/2024, mitra instansi pengelola tidak lagi diwajibkan untuk memiliki sertifikasi payment gateway dari Bank Indonesia (BI). Awalnya, PMK 7/2023 mewajibkan mitra instansi pengelola untuk memiliki sertifikasi payment gateway.

“Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan [yaitu tanggal 5 Juli 2024],” bunyi penggalan Pasal II, PMK 46/2024, dikutip pada Minggu (14/7/2024).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Merujuk pada Pasal 2 ayat (1) PMK 46/2024, Untuk penyelenggaraan pelayanan keimigrasian yang pembayaran tarif atas jenis PNBP dilakukan dari luar negeri atau dalam negeri, menteri hukum dan HAM selaku dapat menunjuk dan menugaskan mitra instansi pengelola.

Terdapat syarat minimal untuk ditetapkan sebagai mitra instansi pengelola antara lain memiliki server di Indonesia; memiliki dokumentasi pengembangan sistem teknologi informasi; bersedia berkolaborasi dengan sistem teknologi informasi yang dimiliki oleh Kemenkumham.

Lalu, bersedia melaksanakan tugas sebagai mitra instansi pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan memenuhi persyaratan lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang PNBP.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Bila memenuhi syarat, Kemenkumham selaku instansi pengelola PNBP menunjuk mitra instansi pengelola lewat perjanjian kerja sama. Penunjukan harus dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil, dan akuntabel.

Selain merelaksasi persyaratan untuk menjadi mitra instansi pengelola, PMK 46/2024 juga memerinci biaya transaksi yang dapat dikenakan oleh mitra instansi pengelola kepada wajib bayar, yaitu biaya transaksi perbankan/pembayaran internasional dan biaya jasa layanan.

"Biaya transaksi perbankan/pembayaran internasional ... dapat berupa biaya transfer dana yang dikenakan oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran termasuk penyedia kartu kredit/debit, dan/atau bank acquirer," bunyi Pasal 3 ayat (2) PMK 46/2024.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Adapun yang dimaksud dengan biaya jasa layanan adalah biaya-biaya yang secara umum berlaku pada layanan serupa.

Sementara itu, besaran biaya transaksi harus ditentukan dengan mempertimbangkan 3 hal, yakni besaran tarif PNBP, perkiraan volume transaksi, dan biaya tambahan yang ditanggung oleh pemohon.

Besaran seluruh biaya transaksi harus dituangkan dalam kerja sama antara Kemenkumham dan mitra instansi pengelola. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja