JAKARTA, DDTCNews – Perusahaan BUMN di seluruh wilayah Indonesia harus menyatakan kesiapannya untuk memasuki masa persaingan atau masa keterbukaan, masa persaingan tersebut tidak hanya berlaku dengan perusahaan dalam negeri saja bahkan perusahaan luar negeri juga terlibat
Wapres Jusuf Kalla mengatakan masa keterbukaan tersebut akan memunculkan persaingan dengan berbagai perusahaan asing baik BUMN maupun swasta. Faktor pendukung untuk memenangkan persaingan tersebut sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan BUMN.
“Antara BUMN saling bersaing, baik Indonesia dengan Singapura atau dengan negara lainnya. Dalam persaingan itu, ada Khasanah dan juga Temasek yang diwakili oleh beberapa bank. Efisiensi dengan dasar profesionalitas menjadi pendukung utama,” ujarnya di Jakarta, pekan lalus (8/9)
Ia menambahkan kunci untuk memenangkan persaingan tersebut yaitu dengan melakukan efisiensi yang didasari oleh sikap profesionalisme. BUMN diharapkan menjadi anggota perusahaan plat merah yang siap bersaing.
Di tengah perlambatan perkonomian dunia, persaingan itu menjadi tantangan yang besar bagi perusahaan BUMN untuk memenangkannya. Namun tidak menutup kemungkinan untuk bisa meningkatkan peringkat ataupun bahkan memenangkan persaingan tersebut.
Selain itu, persaingan BUMN akan berlaku di medan ekonomi regional, nasional, dan hingga internasional. Perluasan persaingan ini dilakukan supaya perusahaan BUMN mampu bersaing hingga taraf yang lebih luas, yakni taraf internasional.
Mulai dari persaingan di level regional, lalu nasional, hingga internasional terdapat level persaingan yang berbeda-beda dan akan makin sulit untuk memenangkannya. Namun, efisiensi layanan akan menentukan pemenang dari persaingan tersebut dan tetap bisa masuk ke dalam perekonomian nasional.
“Utamanya yaitu supaya BUMN tetap bisa masuk ke dalam perekonomian nasional, untuk turut berkontribusi di dalamnya,” tuturnya. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.