Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman. (Foto: ndtv,com)
HONG KONG, DDTCNews—Kebijakan India memangkas tarif pajak penghasilan (PPh) badan ke level 25% dari 30% Jumat lalu (20/9/2019) disambut investor sebagai anugerah yang dapat membantu memacu pertumbuhan ekonomi dan keuntungan perusahaan.
Tarif PPh India akan turun menjadi 22% untuk perusahaan domestik tanpa insentif. Untuk perusahaan manufaktur domestik yang didirikan setelah 1 Oktober 2019 terkena tarif 15% tanpa insentif atau 17,01% dengan insentif. Kebijakan tersebut sama dengan tingkat tarif PPh badan Singapura, 17%.
“Ini berarti kekhawatiran terhadap India sudah tercakup saat ini. Kita harus lihat apa yang perusahaan lakukan dalam investasi dan konsumen dalam pengeluaran,” ungkap Manajer Dana Senior Ekuitas Asia Pasifik BNP Paribas SA Felix Lam di Hong Kong, Minggu (22/9/2019).
Benchmark Indeks Sensex menuju kenaikan terbesar dalam satu dekade, naik 6,3% setelah penurunan tak terduga. Keuntungan tersebut menghapus kerugian akibat koreksi pada Kamis sebelumnya karena indeks mencatat penurunan 10% dari rekor tertinggi yang disentuh pada Juni.
“Pemotongan pajak ini harus mendorong kepercayaan bisnis dan investasi. India tetap merupakan kisah pertumbuhan jangka panjang terbaik di emerging market, tetapi ekonomi jelas melambat baru-baru ini,” kata Kepala Northcape Capital Ltd Ross Cameron di Tokyo
Pemotongan pajak itu, yang berlaku retrospektif sejak 1 April 2020, akan menelan pendapatan pemerintah Rp287 triliun. Kebijakan India ini adalah langkah terakhir dalam serangkaian tindakan dalam beberapa pekan terakhir setelah pertumbuhan ekonomi melambat ke level terendah 6 tahun.
“Kami sudah memiliki pandangan yang cukup positif pada pasar ekuitas negara itu sehingga kami akan tetap berinvestasi. India sekarang perlu menciptakan lebih banyak pekerjaan untuk membuatnya lebih baik,” sambung Felix Lam seperti dilansir livemint.com.
Tarif pajak tersebut, menurut Citigroup Inc, dapat memacu lebih banyak investor untuk membeli saham India. “Kami berharap reli ini akan memiliki lebih banyak kaki dengan tindak lanjut pembelian pekan depan, terutama setelah kinerja yang buruk belakangan ini,” ungkap Citigroup. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.