WASHINGTON, DDTCNews – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengancam akan memberi serangan balik kepada Komisi Uni Eropa (European Union Commission) jika Pemerintah Belgia tetap bersikeras meminta milaran dolar atas kewajiban pembayaran pajak yang dianggap tidak dipenuhi oleh beberapa perusahaan multinasional asal AS.
Dalam laporan resmi yang ditandatangani oleh Sekretaris Kementerian Keuangan AS (US Treasury) Jack Lew, Pemerintah AS menilai tindakan Pemerintah Belgia tersebut dapat menimbulkan contoh kebijakan pajak internasional yang tidak saling menguntungkan.
“Pemerintah Belgia sudah melakukan hal-hal di luar haknya dan menjadi otoritas pajak yang bertindak melampaui batas-batas kewenangan negara. Jika tetap dilakukan, kami akan memberi tanggapan serius terkait hal ini,” ungkap laporan tersebut, Rabu (24/8).
Saat ini, Belgia sedang melakukan investigasi pajak demi meraup pembayaran dari raksasa teknologi, Apple, senilai £14,4 miliar atau sekitar Rp252 miliar sebagai hasil dari pemanfaatan celah dalam perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) antara Irlandia dengan AS.
Komisi Uni Eropa berharap dapat menerima hasil investigasi tersebut bulan depan sehingga dapat menetapkan langkah selanjutnya atas kasus penghindaran pajak terbesar yang hanya melibatkan satu perusahaan tersebut.
Sebelumnya, Pemerintah AS sempat melakukan investigasi terhadap Apple dan menemukan bahwa perusahaan ini membayar pajak dalam jumlah kecil. Padahal, profit yang mereka dapatkan telah mencapai $74 miliar atau sekitar Rp981 trilun selama empat tahun terakhir.
Meskipun begitu, seperti dilansir The Guardian, investigasi ini tidak menemukan bukti adanya tindak pidana yang mungkin dilakukan oleh Apple. Baik Apple maupun negara Irlandia sendiri juga mengaku tidak melakukan kesalahan apapun yang melanggar P3B AS dengan Irlandia.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, CEO Apple Tim Cook mengungkapkan akar dari permasalahan yang melibatkan perusahaannya tersebut.
(Baca: CEO Apple: Turunkan Tarif atau Tak Ada Repatriasi)
“Ini bukan masalah Apple harus membayar pajak lebih besar, tapi kepada siapa Apple harus membayar. Sebenarnya ini hanyalah perang yang terjadi di antara negara yang berseteru mengenai bagaimana alokasi profit kami yang seharusnya,” ujarnya beberapa hari yang lalu. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.