KEBIJAKAN MONETER

Ini Sebab Cadangan Devisa Turun Jadi US$144,2 Miliar pada April 2023

Dian Kurniati | Senin, 08 Mei 2023 | 13:45 WIB
Ini Sebab Cadangan Devisa Turun Jadi US$144,2 Miliar pada April 2023

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa pada akhir April 2023 senilai US$144,2 miliar, turun tipis dibandingkan dengan pada posisi akhir Maret 2023 senilai US$145,2 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan nilai cadangan devisa yang sedikit menurun tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2023 antara lain dipengaruhi kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka hari besar keagamaan nasional," katanya, Senin (8/5/2023).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Meski menurun, lanjut Erwin, posisi cadangan devisa pada akhir April 2023 tetap tergolong tinggi. Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selain itu, posisi cadangan devisa itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai," ujarnya.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Erwin menambahkan cadangan devisa akan tetap memadai karena didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. Berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan juga disiapkan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Pada akhir Maret 2023, BI mencatat posisi cadangan devisa senilai US$145,2 miliar atau meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang senilai US$140,3 miliar. Peningkatan cadangan devisa tersebut didorong penerimaan pajak dan penarikan utang luar negeri pemerintah. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak