FILIPINA

Harga Minyak Meroket, Duterte Didesak Tangguhkan Cukai BBM 6 Bulan

Dian Kurniati | Sabtu, 12 Maret 2022 | 07:30 WIB
Harga Minyak Meroket, Duterte Didesak Tangguhkan Cukai BBM 6 Bulan

Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

MANILA, DDTCNews - Parlemen Filipina mendesak Presiden Rodrigo Duterte memberikan penangguhan cukai untuk mengendalikan lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM).

Anggota DPR Carlos Zarate mengatakan penangguhan cukai dapat dilakukan sebagai langkah awal untuk meredam dampak kenaikan BBM yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, penangguhan cukai bisa diberikan setidaknya selama 6 bulan.

"Kalau mau berdampak secara langsung tidak hanya pada di sektor transportasi tapi ke seluruh warga. RUU DPR 10488 harus secepatnya kita sahkan," katanya, dikutip Sabtu (12/3/2022).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Zarate mengatakan pemberian penangguhan cukai dapat diberikan dengan merevisi sebagian UU Reformasi Pajak untuk Percepatan dan Penyertaan yang mengenakan pajak cukai sebesar P10 atau Rp2.755 per liter untuk bensin, P6 atau Rp1.653 untuk solar, P5 atau Rp1.377 untuk minyak tanah, dan P3 atau Rp826 per kilogram untuk elpiji.

Menurutnya, penangguhan cukai tersebut menjadi salah satu langkah yang bisa diambil berdasarkan rapat komite ad hoc krisis BBM di DPR. Rapat itu terdiri atas komite DPR bidang ekonomi, keuangan, transportasi, dan energi.

Sementara itu, Ketua Komite Keuangan DPR Joey Salceda menyebut Duterte harus segera menghadiri sesi khusus bersama DPR untuk menangani lonjakan harga BBM pada 15 Maret 2022 jika harga minyak dunia tetap di atas US$100 per barel.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

"Pemerintah pada akhirnya memiliki 'kewajiban moral' untuk segera menyelesaikan ini," ujarnya dilansir cnnphilippines.com.

Salceda telah mengusulkan pemberian insentif cukai atas BBM sejak November 2021 lantaran harga minyak dunia terus meningkat. Menurutnya, kenaikan harga BBM akan memberatkan masyarakat karena dampaknya yang besar pada harga berbagai barang dan jasa.

Adapun hingga saat ini, Istana Kepresidenan belum mengomentari undangan sesi khusus dari DPR. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN