Ilustrasi. (APKCombo)
PHNOM PENH, DDTCNews – Otoritas Bea dan Cukai Kamboja (General Department of Customs and Excise) mencatat penerimaan pada semester I/2020 hanya US$1,272 miliar, merosot 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$1,517 miliar.
Dirjen Bea dan Cukai Kamboja Kun Nhem mengatakan kontraksi penerimaan bea cukai tersebut disebabkan oleh krisis kesehatan global akibat virus Corona yang pada gilirannya mengganggu kegiatan perdagangan internasional. Penerimaan bea masuk mengalami tekanan berat.
"Pada umumnya, sumber utama dari pengumpulan pendapatan departemen ini adalah dari bea masuk impor kendaraan. Ini mengalami penurunan cukup besar, terutama pada kuartal II/2020," katanya, Kamis (16/7/2020).
Kun Nhem mengatakan penerimaan bea masuk atas impor kendaraan merosot 31,7%, sedangkan bea dari impor bahan konstruksi menyusut 28,2%. Sementara itu, pendapatan bea masuk untuk impor bahan bakar naik 5,5%, dan bea masuk untuk produk lainnya juga naik 3,1%.
Padahal, sumber penerimaan bea masuk terbesar berasal dari impor kendaraan dan mesin (berkontribusi 42,4%), minyak bumi dan energi 21,6%), dan bahan konstruksi lainnya (34,7%).
Dia menambahkan nilai impor dan ekspor Kamboja pada semester I/2020 masing-masing turun 9,4% dan 7,5%. Nilai ekspor garmen turun 7,5%. Namun, terjadi pertumbuhan pada ekspor produk pertanian sebesar 14,5%, terutama pada komoditas padi, beras giling, dan karet.
"Departemen Bea dan Cukai akan mengoptimalkan pengumpulan pendapatan pada paruh kedua [2020] untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara selama masa-masa sulit pandemi Covid-19.
Ekonom Royal Academy of Cambodia Hong Vanak menilai berbagai upaya pemerintah mempertahankan kinerja ekspor dan impor dengan negara-negara tetangga tidak cukup untuk menghadapi pandemi virus Corona. Pelemahan kinerja ekspor dan impor berpengaruh pada penerimaan negara.
"Ini bisa menimbulkan masalah serius bagi negara kita mengingat pendapatan dari bea dan cukai bahkan lebih besar dari pengumpulan pendapatan dari perpajakan," katanya.
Dia pun berharap perekonomian Kamboja dan negara-negara tetangga kembali pulih agar kinerja penerimaan bea dan cukai dapat membaik pada semester II/2020.
Pada 2019, Kamboja mengumpulkan penerimaan sekitar US$6 miliar, lebih besar dari target yang dipatok senilai US$4,56 miliar. Dari nilai tersebut, Departemen Bea Cukai mengumpulkan US$2,26 miliar, sedangkan Departemen Pajak (General Department of Taxation/GDT) senilai US$2,3 miliar.
Sebagai informasi, seperti dilansir The Phnom Penh Post, Departemen Pajak pada semester I/2020 telah mengumpulkan penerimaan US$1,68407 miliar, naik 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.