KAMBOJA

Efek Covid-19, Penerimaan Bea Cukai Turun 16,2%

Dian Kurniati | Jumat, 17 Juli 2020 | 10:41 WIB
Efek Covid-19, Penerimaan Bea Cukai Turun 16,2%

Ilustrasi. (APKCombo)

PHNOM PENH, DDTCNews – Otoritas Bea dan Cukai Kamboja (General Department of Customs and Excise) mencatat penerimaan pada semester I/2020 hanya US$1,272 miliar, merosot 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$1,517 miliar.

Dirjen Bea dan Cukai Kamboja Kun Nhem mengatakan kontraksi penerimaan bea cukai tersebut disebabkan oleh krisis kesehatan global akibat virus Corona yang pada gilirannya mengganggu kegiatan perdagangan internasional. Penerimaan bea masuk mengalami tekanan berat.

"Pada umumnya, sumber utama dari pengumpulan pendapatan departemen ini adalah dari bea masuk impor kendaraan. Ini mengalami penurunan cukup besar, terutama pada kuartal II/2020," katanya, Kamis (16/7/2020).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Kun Nhem mengatakan penerimaan bea masuk atas impor kendaraan merosot 31,7%, sedangkan bea dari impor bahan konstruksi menyusut 28,2%. Sementara itu, pendapatan bea masuk untuk impor bahan bakar naik 5,5%, dan bea masuk untuk produk lainnya juga naik 3,1%.

Padahal, sumber penerimaan bea masuk terbesar berasal dari impor kendaraan dan mesin (berkontribusi 42,4%), minyak bumi dan energi 21,6%), dan bahan konstruksi lainnya (34,7%).

Dia menambahkan nilai impor dan ekspor Kamboja pada semester I/2020 masing-masing turun 9,4% dan 7,5%. Nilai ekspor garmen turun 7,5%. Namun, terjadi pertumbuhan pada ekspor produk pertanian sebesar 14,5%, terutama pada komoditas padi, beras giling, dan karet.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

"Departemen Bea dan Cukai akan mengoptimalkan pengumpulan pendapatan pada paruh kedua [2020] untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara selama masa-masa sulit pandemi Covid-19.

Ekonom Royal Academy of Cambodia Hong Vanak menilai berbagai upaya pemerintah mempertahankan kinerja ekspor dan impor dengan negara-negara tetangga tidak cukup untuk menghadapi pandemi virus Corona. Pelemahan kinerja ekspor dan impor berpengaruh pada penerimaan negara.

"Ini bisa menimbulkan masalah serius bagi negara kita mengingat pendapatan dari bea dan cukai bahkan lebih besar dari pengumpulan pendapatan dari perpajakan," katanya.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Dia pun berharap perekonomian Kamboja dan negara-negara tetangga kembali pulih agar kinerja penerimaan bea dan cukai dapat membaik pada semester II/2020.

Pada 2019, Kamboja mengumpulkan penerimaan sekitar US$6 miliar, lebih besar dari target yang dipatok senilai US$4,56 miliar. Dari nilai tersebut, Departemen Bea Cukai mengumpulkan US$2,26 miliar, sedangkan Departemen Pajak (General Department of Taxation/GDT) senilai US$2,3 miliar.

Sebagai informasi, seperti dilansir The Phnom Penh Post, Departemen Pajak pada semester I/2020 telah mengumpulkan penerimaan US$1,68407 miliar, naik 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN