JERMAN

Efek Corona, Tarif PPN Makanan dan Minuman Dipangkas Setahun

Dian Kurniati | Jumat, 24 April 2020 | 10:53 WIB
Efek Corona, Tarif PPN Makanan dan Minuman Dipangkas Setahun

Ilustrasi.

BERLIN, DDTCNews—Pemerintah Jerman berencana memangkas tarif pajak pertambahan nilai (PPN) makanan dan minuman pada usaha restoran dan katering selama setahun dalam penanganan dampak pandemi Corona.

Dokumen resmi yang dirilis pemerintah menyebut tarif PPN dipangkas dari 19% menjadi 7% mulai dari 1 Juli 2020 hingga 30 Juni 2021. Kebijakan itu dilakukan untuk meringankan beban industri restoran dan katering yang terpukul akibat pandemi.

“Pemerintah Federal harus mengambil tindakan lebih lanjut untuk meredam kesulitan sosial dan ekonomi, serta mendukung pemulihan,” bunyi pernyataan tersebut, dikutip Jumat (24/4/2020).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Keringanan PPN restoran tersebut menjadi bagian dari paket stimulus pemerintah senilai €10 miliar atau Rp167,8 triliun. Dari total nilai stimulus tersebut, pemangkasan tarif PPN restoran menyumbang €5 miliar atau Rp83,6 triliun.

Paket stimulus juga mencakup pemberian kompensasi untuk pekerja berpenghasilan rendah pada usaha katering dan perhotelan. Penghasilan mereka dinilai berkurang tajam, atau bahkan tidak ada sama sekali karena menganggur akibat pandemi.

Badan Ketenagakerjaan Federal Jerman merancang skema jangka pendek untuk mencegah orang kehilangan pekerjaan secara permanen karena pandemi. Skema itu antara lain seperti penyediaan tunjangan pengangguran jangka pendek.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Paket bantuan jangka pendek juga akan diberikan secara bertahap. Pekerja yang jam bekerja berkurang setidaknya 50% akan menerima pembayaran sekitar 77% dari total laba bersih restoran seusai bulan keempat menerima tunjangan.

Mereka yang masih menerima manfaat setelah 7 bulan akan mendapatkan gaji antara 80% dan 87%. Tingkat kompensasi saat ini adalah antara 60% dan 67%.

Ketua Partai Persatuan Demokrat Kristen (CDU) Annegret Kramp-Karrenbauer menuturkan paket stimulus itu akan memastikan pekerja yang terkena dampak pandemi bisa mendapat gaji yang lebih baik.

“Pandemi virus Corona telah mengubah kehidupan masyarakat secara drastis," katanya dilansir dari Dw.com. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN