KOREA SELATAN

Efek Corona, Defisit Anggaran Cetak Rekor Tertinggi Sejak 2011

Redaksi DDTCNews | Selasa, 09 Juni 2020 | 17:50 WIB
Efek Corona, Defisit Anggaran Cetak Rekor Tertinggi Sejak 2011

Ilustrasi. (DDTCNews)

SEOUL, DDTCNews—Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan mencatatkan defisit anggaran sebesar 56,6 triliun won atau setara dengan Rp657 triliun sepanjang Januari-April 2020, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak 2011.

“Belanja pemerintah Korea Selatan untuk memerangi Covid-19 menggelembung, sedangkan penerimaan pajak justru turun lebih lebih dari 8,7 triliun won," tulis laporan pemerintah Korea Selatan dikutip Selasa (9/6/2020).

Berdasarkan data pemerintah, penerimaan pajak sepanjang Januari-April 2020 mencapai 100,7 triliun won, turun 8% dari periode sama tahun lalu. Kinerja penerimaan tersebut juga baru memenuhi 34,6% dari target tahun ini.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Dari total penerimaan pajak tersebut, PPN menjadi penyumbang terbesar dengan nilai 29,5 triliun won. Disusul pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi 28,8 triliun won, pajak penghasilan badan 21,7 triliun won dan lainnya 14,8 triliun won.

Sementara itu, belanja pemerintah mencapai 209,7 triliun won naik 7% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun defisit anggaran per April 2020 tercatat mencapai 56,6 triliun won naik 2,35% dari bulan sebelumnya sebesar 55,3 triliun won.

Data keuangan dari pemerintah Korea Selatan juga menunjukkan bahwa utang pemerintah per April 2020 sudah mencapai 746,3 triliun won naik 2% dari bulan sebelumnya sebesar 731,6 triliun won.

Baca Juga:
Kejar Pendapatan, DPR Imbau Pemerintah Optimalkan Sektor Perkebunan

Realisasi utang pemerintah tersebut menjadi kenaikan tertinggi dalam kurun waktu bulanan sejak 2014. Adapun tambahan utang tersebut digunakan untuk mendanai anggaran-anggaran baru atau supplementary budgets.

Dilansir dari Pulse News, pemerintah juga mengalokasikan dana sebesar 307 triliun won untuk proyek-proyek tambahan tahun ini di antaranya seperti penanganan pandemi Covid-19. Hingga April 2020, setidaknya sudah 44,7% atau sebanyak 137,7 triliun won sudah dihabiskan untuk proyek tambahan tersebut. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Senin, 21 Oktober 2024 | 18:33 WIB PENDAPATAN NEGARA

Kejar Pendapatan, DPR Imbau Pemerintah Optimalkan Sektor Perkebunan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN