EFEK VIRUS CORONA

DJP Sebut Efek Relaksasi Restitusi ke Target Penerimaan Pajak Minim

Redaksi DDTCNews | Minggu, 15 Maret 2020 | 06:00 WIB
DJP Sebut Efek Relaksasi Restitusi ke Target Penerimaan Pajak Minim

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews—Ditjen Pajak (DJP) menyatakan kelonggaran ketentuan relaksasi restitusi PPN dipercepat tidak akan signifikan memukul penerimaan pajak.

Direktur Perpajakan I Ditjen Pajak Arif Yanuar mengatakan relaksasi restitusi tidak banyak memukul penerimaan pajak lantaran relaksasi itu hanya memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam memperoleh haknya.

“Restitusi itu, kan, sebetulnya memang duitnya wajib pajak,” katanya, Jumat (13/3/2020).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Arif menjelaskan mekanisme pengembalian pajak yang dipercepat dan melalui mekanisme normal merupakan persoalan pergeseran proses bisnis DJP untuk memastikan pengembalian dilakukan sesuai aturan yang berlaku.

Bila restitusi diajukan dengan proses normal, pemeriksaan akan dilakukan sejak dalam tahap awal. Sedangkan melalui fasilitas restitusi dipercepat maka otoritas akan melakukan post audit dari pengembalian lebih bayar dari wajib pajak.

“Relaksasi itu, kan, hanya pergeseran saja karena itu haknya wajib pajak. Untuk itu kita baru melakukan berbagai assessment dan penelitian baik itu dengan pemeriksaan atau restitusi dipercepat," paparnya.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Relaksasi restitusi PPN dipercepat bakal berlaku untuk emnam bulan ke depan. Bagi eksportir, restitusi dipercepat bisa dilakukan tanpa batasan atau threshold. Untuk noneksportir berlaku batas maksimal restitusi dipercepat sebesar Rp5 miliar.

Menurut Kementerian Keuangan, imbas dari kelonggaran ketentuan itu membuat besaran restitusi mencapai sebesar Rp1,97 triliun. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN