AMERIKA SERIKAT

Dianggap Memberatkan, Pajak SMS Dibatalkan

Redaksi DDTCNews | Kamis, 20 Desember 2018 | 15:00 WIB
Dianggap Memberatkan, Pajak SMS Dibatalkan

Sacramento, CALIFORNIA, DDTCNews–Warga California Amerika Serikat (AS) kini tetap bisa mengirim pesan singkat (short message service/ SMS) tanpa kena pajak. Pasalnya, pemerintah sempat berencana memajaki pengguna SMS senilai US$1,40 per sekali penggunaan.

Dalam laporan California Public Utilities Commission (CPUC), pengenaan pajak atas setiap kali menggunakan SMS resmi dibatalkan. Namun, pemerintah akan mengganti pajak SMS dengan mengenakan biaya bulanan tambahan atas penggunaan SMS.

“Pemungutan bulanan atas penggunaan SMS dimanfaatkan untuk membiayai layanan darurat seperti 911 dan menyubsisi tarif telepon untuk masyarakat berpenghasilan rendah di California,” demikian laporan CPUC seperti dilansir Rabu (19/12/2018).

Baca Juga:
Cari Tambahan Penerimaan, Negara ini Rombak Regulasi Pajak Warisan

Pajak SMS itu batal karena Federal Communications Commission (FCC) menerbitkan aturan yang menganggap SMS sebagai layanan informasi, bukan layanan telekomunikasi berdasarkan Federal Telecommunications Act.

Sebelum aturan FCC, SMS tidak dikategorikan sebagai sebuah layanan dalam aturan hukum federal. Namun dalam aturan hukum di California, layanan telekomunikasi menjadi subjek untuk dipungut biaya tambahan guna mendanai layanan CPUC yang menyubsidi masyarakat berpenghasilan rendah, penduduk desa, menyediakan layanan untuk warga tuna rungu, tuli dan disabilitas.

Pajak SMS juga mendapat penolakan dari The Cellular Telecommunications Industry Association (CTIA) yang keanggotaannya meliputi AT&T, T-Mobile USA, Verizon dan Comcast. Asosiasi ini sangat menentang kebijakan tersebut.

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Wakil Presiden Senior Bidang Eksternal dan Negara Bagian CTIA Jamie Hastings menegaskan rencana pemerintah dalam memajaki pesan teks (SMS) bisa memberikan dampak buruk bagi konsumen yang kerap menggunakan SMS setiap hari.

“Konsumen bertukar 1,77 triliun pesan pada 2017, membuat pesan teks menjadi salah satu sarana komunikasi yang paling umum dan efektif untuk kita. Memajaki layanan ini akan membebani mereka yang mengandalkan dan menggunakan layanan ini setiap hari,” kata Hastings seperti dilansir NBC News. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 24 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Menteri Keuangan dari Masa ke Masa

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:40 WIB LITERATUR PAJAK

Perlakuan Pajak atas Jasa Parkir di Indonesia, Cek Panduannya di Sini

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Prabowo Ingatkan Para Menteri untuk Dukung Makan Bergizi Gratis

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:00 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Opsen Pajak Berlaku Mulai Tahun Depan, Program Sengkuyung Digencarkan

Kamis, 24 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Penegakan Hukum Bidang Pajak, Andalan Prabowo untuk Tambah Penerimaan

Kamis, 24 Oktober 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kepada Sri Mulyani, Prabowo Tekankan Penggunaan APBN Harus Teliti

Kamis, 24 Oktober 2024 | 08:47 WIB PROFESI KONSULTAN PAJAK

Ruston Tambunan Terpilih Jadi Presiden AOTCA Periode 2025-2026

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:30 WIB PERPRES 132/2024

Tak Hanya Sawit, Cakupan BPDP Kini Termasuk Komoditas Kakao dan Kelapa

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kabinetnya Gemuk, Prabowo Minta Menteri Pangkas Kegiatan Seremonial