MANILA, DDTCNews—Pemerintah Filipina mendesak beberapa negara Asia Tenggara dan China untuk memerangi peredaran rokok ilegal. Sebab, peredaran rokok ilegal yang ada di Filipina bersumber dari China dan negara di kawasan Asia Tenggara.
Sekretaris Keuangan Filipina Carlos G. Dominguez III mengatakan faktor yang membantu industri ilegal ini tumbuh dengan pesat adalah kehadiran pabrik-pabrik pembuat rokok yang tidak terdaftar atau secara ilegal.
“Kami meningkatkan kewaspadaan terhadap rokok nonpajak yang beredar. Kami akan memerintahkan Bea Cukai memberi tahu rekan-rekan mereka di China dan semua negara Asean untuk mematuhi peraturan ekspor ke Filipina,” ujarnya, Sabtu (2/11/2019)
Tidak hanya itu, ada pula faktor lain yang mendorong industri ini berkembang, yaitu permintaan penduduk Filipina akan rokok yang bermerek Tiongkok.
Sementara itu, Kepala Bagian Penghasilan Internal Biro dan Ketua Tim Satuan Tugas Remedios Advincula Jr mengatakan munculnya industri pasar gelap rokok ilegal bermerek China ini menyebabkan kekhawatiran Pemerintah Filipina akan kerugian penerimaan negara.
"Pedagang yang tidak bermoral melihat peluang mengimpor rokok secara ilegal dari China di tengah meningkatnya pasar China di Filipina,” paparnya.
Selain itu, dirinya juga memperingatkan masyarakat tentang bahayanya rokok yang tidak dilekati oleh pita cukai atau rokok ilegal. Tidak hanya itu, rokok ilegal yang beredar di Filipina juga tidak dilengkapi peringatan kesehatan pada kemasan mereka.
Seperti diketahui, pada 27 Oktober 2019, pihak berwenang menyita setidaknya 2.727 kasus rokok Canon dan Fort yang diselundupkan dengan nilai Ph₱ 95 juta atau setara dengan Rp26 miliar dari sebuah kapal di perairan Siasi, Sulu, Filipina.
Tidak hanya itu, dua hari sebelumnya, gugus tugas Ditjen Pajak Filipina menyerbu sebuah gudang di Binondo, Manila, di mana mereka menyita setidaknya 145 kotak berisi 1,45 juta batang rokok dengan merek Tiongkok.
Seperti dilansir nst.com.my, rokok dan alkohol adalah dua produk yang menjadi peringkat teratas barang yang diselundupkan ke negara Filipina. Selanjutnya, diikuti oleh obat-obatan palsu dan produk kesehatatan pribadi. (MG-anp/Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.