AUSTRALIA

China Ancam Naikkan Pajak Impor Gandum Hingga 80%, Ini Alasannya

Redaksi DDTCNews | Senin, 11 Mei 2020 | 11:04 WIB
China Ancam Naikkan Pajak Impor Gandum Hingga 80%, Ini Alasannya

Ilustrasi.

CANBERRA, DDTCNews—Tensi hubungan internasional antara China dan Australia memanas lantaran Negeri Panda mengancam memberlakukan kenaikan pajak impor hingga 80% atas komoditas gandum Australia.

Ancaman tersebut dilontarkan China lantaran Australia menolak untuk menarik permintaan untuk diadakannya investigasi independen perihal asal usul virus Corona atau Covid-19 yang saat ini sudah menjadi pandemi.

Rencana China tersebut jelas menjadi kabar buruk bagi Australia, terutama industri gandum. Pasalnya, nilai ekspor gandum Australia ke negara dengan perekonomian terbesar kedua itu tidaklah kecil, yaitu mencapai AU$1,5 miliar.

Baca Juga:
Senator Minta Penumpang Pesawat Kelas Ekonomi Tak Dipungut Travel Tax

Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham menyayangkan rencana China menaikkan pajak impor tersebut. Menurutnya, pajak impor 80% itu terdiri dari bea masuk antidumping 73,6% dan bea masuk antisubsidi 6,9%.

“Kami tentu sangat prihatin dengan laporan yang menyebutkan China akan mengenakan bea masuk kepada produsen gandum kami,” katanya Senin (11/5/2020).

Meski begitu, lanjut Simon, pemerintah berkomitmen untuk melakukan berbagai cara agar petani dan produsen gandum Australia tidak dirugikan dengan rencana Beijing menaikkan pajak impor tersebut.

Baca Juga:
AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Dia juga memastikan bahwa petani dan produsen gandum Australia tidak menerima subsidi yang tidak semestinya. Petani dan produsen gandum Australia pun membuang produk mereka ke luar negeri atau melakukan dumping.

Untuk diketahui, Australia merupakan supplier gandum terbesar China pada 2017. Namun kondisi itu berubah ketika China melakukan investigasi antidumping. Ekspor gandum ke China pun berkurang hampir setengah atau sekitar AU$600 juta.

Apabila tidak ada aral melintang, hasil investigasi antidumping tersebut akan diungkap oleh Kementerian Perdagangan China pada 19 Mei. Kemudian, eksportir gandum dan pemerintah federal Australia akan diberikan hak respons dalam waktu 10 hari.

“Kami tentu berharap hasil positif. Tetapi jika kami harus melawan, maka semua jalan akan ditempuh termasuk melalui World Trade Organisation (WTO),” tutur Simon dilansir dari Daily Mail. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses