PMK 21/2021

Catat! Insentif PPN Rumah DTP Hanya Bisa Dimanfaatkan Satu Kali

Muhamad Wildan | Selasa, 02 Maret 2021 | 15:15 WIB
Catat! Insentif PPN Rumah DTP Hanya Bisa Dimanfaatkan Satu Kali

Ilustrasi. Suasana Rusunawa Cingised di Bandung, Jawa Barat, Senin (22/2/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan menetapkan fasilitas PPN ditanggung pemerintah (DTP) atas penyerahan rumah tapak atau unit hunian rumah susun hanya diberikan kepada 1 orang pribadi atas perolehan 1 rumah tapak atau 1 unit rumah susun.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 21/2021, Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dapat menagih PPN yang seharusnya terutang atas penyerahan rumah tapak atau unit hunian rumah susun apabila terdapat pelanggaran atas ketentuan tersebut.

"Kepala KPP atas nama Dirjen Pajak dapat menagih PPN yang terutang sesuai peraturan perundang-undangan jika perolehan lebih dari 1 unit yang mendapatkan insentif PPN DTP yang dilakukan oleh 1 orang pribadi," bunyi penggalan Pasal 8, dikutip Selasa (2/3/2021).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Dalam penyerahannya, pengusaha kena pajak (PKP) yang menyerahkan rumah tapak atau unit rumah susun yang PPN-nya ditanggung pemerintah harus mencantumkan identitas pembeli mulai dari nama pembeli dan NPWP atau NIK pembeli.

Apabila ketentuan pencantuman nama dan NPWP/NIK pembeli pada faktur pajak tidak dicantumkan pada faktur pajak maka penyerahan rumah tapak atau unit rumah susun menjadi terutang PPN dan tidak mendapatkan fasilitas PPN DTP.

Untuk diketahui, penyerahan rumah yang mendapatkan fasilitas PPN DTP terbatas pada rumah tapak dan unit hunian rumah susun dengan harga jual maksimal Rp5 miliar dan diserahkan dalam kondisi siap huni, baru pertama kali diserahkan oleh pengembang, dan belum pernah dipindahtangankan.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

PPN DTP diberikan sebesar 100% atas PPN terutang untuk penyerahan rumah tapak atau unit hunian rumah susun dengan harga jual maksimal Rp2 miliar. Apabiala harga jual rumah mencapai Rp2 miliar hingga Rp5 miliar, fasilitas PPN DTP yang diberikan sebesar 50%.

Fasilitas PPN DTP ini diberikan atas penyerahan rumah tapak dan unit hunian rumah susun pada masa pajak Maret 2021 hingga masa pajak Agustus 2021. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN