TIDAK bisa dimungkiri, virus Corona atau Covid-19 memberikan tekanan besar terhadap geliat perekonomian nasional. Lihat saja, bisnis perhotelan mengklaim rata-rata okupansi hotel hanya 30% selama tahun berjalan ini.
Tekanan yang besar terhadap bisnis perhotelan membuat para pemilik hotel terpaksa antara lain mengurangi jumlah karyawan. Namun, karyawan yang tidak lagi bekerja itu tetap harus melaporkan surat pemberitahuan (SPT) tahunan atau hingga waktu ia tidak lagi bekerja.
Cara pelaporan SPT bagi karyawan yang tak lagi bekerja mirip dengan karyawan yang masih bekerja. Untuk diingat, isilah SPT sesuai dengan bukti potong Anda. Jika tepat, maka status SPT Anda akan Nihil. Berikut cara mengisi SPT bagi karyawan yang tidak lagi bekerja atau menganggur:
- Menyiapkan Dokumen Bukti Potong.
Anda meminta bukti potong 1721 A1 kepada perusahaan terakhir Anda bekerja.
- Mengunjungi Laman DJP Online.
Pengisian SPT secara online dilakukan di laman DJP Online. Namun, sebelum memulai lapor pajak, pastikan dulu Anda sudah punya akun DJP Online dan mengaktivasi EFIN (Electronic Filing Identification Number). Kalau tidak punya EFIN, lihat cara mendapatkannya di sini.
Jika sudah punya akun EFIN, Anda bisa mengunjungi https://djponline.pajak.go.id. Kemudian ketik Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan kata sandi. Jangan lupa untuk isi kode captcha dan langsung login.
- Pilih e-Filing atau e-Form.
Setelah login dan Anda berhasil masuk, Anda akan melihat profil singkat diri Anda sendiri. Untuk lapor SPT, silahkan klik ‘Lapor’. Kemudian, Anda diberikan dua pilihan penyampaian SPT, yakni melalui e-Filing atau e-Form.
Bila memilih e-Filing, Anda harus pastikan komputer Anda terkoneksi Internet selama pengisian data dari awal sampai akhir, untuk kemudian di-submit di portal DJP. Untuk itu, Anda harus memastikan jaringan Internet stabil.
Namun jika Anda memilih e-Form, pengisian formulir SPT bisa dilakukan secara offline pada komputer, alias tidak harus terkoneksi dengan internet selama Anda mengisi SPT. Katakanlah Anda memilih e-Filing, maka klik ‘e-Filing’.
- Menjawab Pertanyaan.
Setelah Anda masuk, klik ‘Buat SPT’ yang berada di sisi layar komputer paling kanan. Kemudian, ikuti langkah selanjutnya dan jawab setiap pertanyaan dengan benar, hingga seluruh pertanyaan selesai terjawab.
Tak perlu bingung formulir 1770 mana yang akan digunakan, karena formulir tersebut akan secara otomatis terpilih sesuai dengan jawaban Anda. Formulir 1770 S diberikan apabila penghasilan Anda di atas Rp60 juta/tahun, dan 1770 SS jika di bawah Rp60 juta/tahun.
Jika gaji Anda di atas atau melampaui Rp60 juta/tahun, maka Anda akan diberikan tiga opsi form SPT, yaitu ‘dengan bentuk formulir’, ‘dengan panduan’, dan ‘dengan upload SPT’. Pilih salah satu dari tiga opsi ini.
Jika Anda sudah mengetahui cara mengisi formulir 1770 S, maka Anda bisa pilih jawaban ‘dengan bentuk formulir’. Namun, apabila Anda ingin dipandu dan dipermudah bentuk tampilan pengisiannya, pilih jawaban ‘dengan panduan’.
Setelah itu, Anda akan masuk dalam laman yang menuntun Anda untuk mengisi formulir sesuai dengan petunjuk. Pilih tahun SPT Pajak 2019, lalu pilih status SPT di ‘Normal’, dan klik ‘Langkah Berikutnya’.
- Jumlah Pajak yang Dipungut.
Kemudian Anda akan masuk ke halaman berikutnya. Di sini akan tertera secara otomatis ‘Nama Pemotong/Pemungut Pajak’ alias perusahaan tempat Anda bekerja, dan keterangan lain hingga berisi jumlah nominal potongan pajak.
Namun jika tidak, klik ‘Tambah’ dan masukkan data-data dari bukti potong 1721 A1 yang Anda telah siapkan sebelumnya. Setelah itu, klik ‘Langkah berikutnya’ dan isi penghasilan neto dalam negeri Anda. Lalu, klik ‘Langkah berikutnya’.
- Mengisi Harta dan Utang.
Kolom Harta ini penting untuk diisi dengan sebenar-benarnya, karena akan menentukan keberhasilan pengisian atau pelaporan SPT Anda. Acap kali, pelaporan SPT gagal di-submit karena kolom harta ini terlewatkan.
Klik ‘Ya’ jika Anda memiliki harta. Lalu klik ‘Tambah’ yang ada di sisi layar pojok kanan atas. Lalu muncul kolom untuk diisi. Jika Anda punya tabungan, tanah, piutang, silahkan isi jumlah nominalnya dengan benar.
Pastikan untuk diisi semua, termasuk bagian ‘Keterangan’ paling bawah. Jika ada salah satu kolom yang tidak diisi, maka Anda akan menerima notifikasi berupa ‘data tidak lengkap’, sehingga harus mengulangi lagi pengisian kolom Harta.
Pada halaman berikutnya, Anda akan ditanya soal kepemilikan utang. Bila punya utang, sebutkan saja apakah itu KTA (Kredit Tanpa Agunan), KPR (Kredit Pemilikan Rumah), atau yang lainnya, kecuali kartu kredit. Setelah itu, akan ada sejumlah pertanyaan lainnya untuk dijawab.
- Status Kewajiban Perpajakan Suami Istri.
Apabila Anda sudah menikah, klik ‘Kawin’ dan mengisi jumlah tanggungan Anda. Setelah itu, Anda akan melihat total nominal penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Jika belum menikah, silahkan klik ‘Tidak Kawin’. Setelah itu akan ada beberapa pertanyaan lainnya.
Dalam halaman ini, Anda akan melihat nilai penghasilan neto, penghasilan kena pajak hingga PPh yang dipotong. Jika sudah mengisi SPT secara benar sesuai dengan bukti potong, Anda akan mendapatkan status ‘Nihil’.
- Pengiriman SPT.
Tahap selanjutnya adalah verifikasi. Ambil kode verifikasi dengan mengklik ‘Di sini’. Nanti, DJP akan mengirimkan token ke email pribadi Anda. Setelah itu, masukan nomor verifikasi dari DJP ke bagian kolom di sisi layar bagian bawah. Lalu klik ‘Kirim SPT’ dan Selesai.
Jika Anda tidak lagi bekerja atau memperoleh penghasilan dalam waktu lama, ada baiknya untuk menonaktifkan atau menghapus NPWP Anda untuk menghindari kewajiban lapor SPT pada masa mendatang.
Tentu, ada kriteria dan syarat yang harus dipenuhi, baik untuk menonaktifkan NPWP ataupun menghapus NPWP. Silakan menyimak Cara Mudah Menonaktifkan NPWP atau Cara Mudah Menghapus NPWP. (Bsi)