Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono saat memberikan paparan dalam konferensi video, Selasa (15/3/2022).
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2022 mengalami surplus senilai US$3,83 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan surplus tersebut berasal dari ekspor senilai US$20,46 miliar dan impor US$16,64 miliar. Menurutnya, surplus tersebut melanjutkan tren yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Tren ini terjadi dalam 22 bulan terakhir secara beruntun, Indonesia mengalami surplus perdagangan," katanya melalui konferensi video, Selasa (15/3/2022).
Margo menuturkan surplus tersebut berasal dari sektor nonmigas senilai US$5,73 miliar. Sementara itu, terjadi defisit US$1,91 miliar pada sektor migas.
Dia memaparkan nilai ekspor pada Februari 2022 mencapai US$20,46 miliar atau naik 6,73% dari Januari 2022. Demikian pula jika dibandingkan dengan realisasi Februari 2021, nilai ekspor tersebut naik 34,14%.
Ekspor nonmigas tercatat US$19,47 miliar atau mengalami kenaikan 6,55% dari posisi Februari 2021. Secara kumulatif Januari hingga Februari 2022, nilai ekspornya mencapai US$39,64 miliar atau naik 29,75% secara tahunan.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar 141,45%, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada besi dan baja 16,67%.
Dari sektor usaha, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari hingga Februari 2022 naik 29,57% ketimbang periode yang sama 2021. Hal serupa juga terjadi pada ekspor hasil pertanian yang naik 11,45% dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 42,84%.
Ekspor nonmigas pada Februari 2022 yang terbesar terjadi ke China senilai US$3,72 miliar, disusul AS sejumlah US$2,39 miliar, dan Jepang US$1,71 miliar. Kontribusi ketiga negara tersebut mencapai 40,18% dari nilai ekspor.
Dari sisi impor, Margo menyebut nilainya mencapai US$16,64 miliar naik 25,43% dari periode yang sama tahun lalu. Impor migas tercatat US$2,90 miliar atau naik 122,52% secara tahunan, sedangkan impor nonmigas senilai US$13,74 miliar atau naik 14,84%.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Februari 2022, yaitu China senilai US$10,48 miliar, disusul Jepang US$2,54 miliar, dan Thailand US$1,97 miliar.
Dari golongan penggunaan barang, terjadi peningkatan pada barang konsumsi sebesar 4,08%, bahan baku/penolong 34,69%, dan barang modal 31,01%. Peran golongan bahan baku/penolong mencapai 76,51% dari total impor, sedangkan sisanya terdiri atas barang modal dan barang konsumsi.
"Semua impor kita menurut penggunaan barang selama 2 bulan ini mengalami peningkatan," ujar Margo. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.