KOREA SELATAN

Banyak Korporasi Asing Tidak Bayar Pajak, DPR Minta Intensifikasi

Redaksi DDTCNews | Jumat, 16 Oktober 2020 | 17:45 WIB
Banyak Korporasi Asing Tidak Bayar Pajak, DPR Minta Intensifikasi

Ilustrasi. (DDTCNews)

SEOUL, DDTCNews – DPR meminta Pemerintah Korea Selatan untuk segara melakukan intensifikasi penerimaan pajak yang bersumber dari perusahaan asing yang beroperasi di Korea Selatan.

Berdasarkan data National Tax Service (NTS), ditemukan masih banyak korporasi asing yang beroperasi di Korea Selatan yang sama sekali tidak membayarkan pajak penghasilan (PPh) badan pada 2019.

"Sekitar 46,6% atau 4.956 perusahaan dari total 10.630 perusahaan asing di Korea Selatan sama sekali tidak membayar PPh badan pada 2019,” kata Kim Soo Heung, anggota parlemen dari partai petahana Democratic Party of Korea, Jumat (16/10/2020).

Baca Juga:
Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Dari total 4.956 perusahaan asing tersebut, dua di antaranya memiliki omzet tahunan lebih dari KRW5 triliun atau setara dengan Rp64 triliun. Terdapat pula tujuh perusahaan asing yang memiliki omzet sebesar KRW1 triliun—KRW5.

DPR menilai ada indikasi pemanfaatan perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) oleh korporasi multinasional untuk menghindari pajak. Melalui P3B, hanya penghasilan domestik saja yang dikenakan pajak di Korea Selatan.

Bila korporasi asing mentransfer penghasilannya dari Korea Selatan ke kantor pusatnya di luar negeri atau ke negara dengan tarif PPh badan rendah maka penghasilan yang ditransfer tersebut dikecualikan dari pengenaan PPh badan.

Baca Juga:
Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Selain itu, DPR kjuga meminta pemerintah untuk mengintensifkan penerimaan pajak dari orang-orang kaya serta meningkatkan perolehan pembayaran kontribusi jaminan sosial untuk memenuhi kebutuhan fiskal pemerintah yang semakin tinggi.

"Sangat penting bagi pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang ketat atas korporasi dan individu berpenghasilan tinggi agar tercipta sistem pajak yang adil," ujar Yang Kyung Sook, Anggota Komisi Finansial Parlemen Korea Selatan seperti dilansir koreaherald.com. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Jumat, 31 Januari 2025 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pahami Perincian Penelitian Bukti Potong Atas WP Restitusi Dipercepat

Jumat, 31 Januari 2025 | 08:30 WIB KOTA MEDAN

Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis