INSENTIF FISKAL

Aturan Main Pemberian Insentif Pajak akan Diubah, Apa Saja?

Redaksi DDTCNews | Senin, 17 Februari 2020 | 17:01 WIB
Aturan Main Pemberian Insentif Pajak akan Diubah, Apa Saja?

Dirjen Pajak Suryo Utomo.

JAKARTA, DDTCNews—Pemerintah menyatakan akan merevisi ketentuan tax holiday dan tax allowance dalam waktu dekat ini guna mempermudah pelaku usaha mendapatkan fasilitas pajak tersebut.

Setidaknya ada dua beleid yang akan direvisi yaitu PMK No. 35/2018 tentang tax holiday dan peraturan pemerintah (PP) No. No.78/2019 tentang Fasilitas PPh untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu.

"Tax holiday dipermudah untuk segmen implementasinya, tax allowance akan dimodifikasi. Mudah-mudahan, 1-2 minggu depan sudah bisa selesai," kata Dirjen Pajak Suryo Utomo di kantor BKPM, Senin (17/2/2020).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selain itu, kata Suryo, pemerintah juga menggodok aturan insentif super tax deduction. Menurutnya, saat ini baru ada satu aturan terkait tata cara super tax deduction kegiatan vokasi, yakni melalui PMK No.128/2019.

Otoritas fiskal, lanjutnya, juga tengah menyusun aturan teknis perihal super tax deduction kegiatan litbang, termasuk investment allowance bagi kegiatan padat karya. Adapun, wacana itu merupakan tindak lanjut dari PP No. 45/2019.

"Yang saat ini masih dalam pipeline itu ada super tax deduction Litbang, dan untuk usaha padat karya," ungkap Suryo.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Untuk diketahui, super tax deduction menawarkan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300% dari biaya kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan pelaku usaha di Indonesia.

Diskon pajak ini lebih tinggi dari super tax deduction vokasi yang pengurangannya sebesar 200%. Sedangkan investment allowance menawarkan fasilitas pengurangan penghasilan neto sebesar 60% dari nilai investasi yang dikucurkan industri padat karya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN