Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi pembiayaan utang hingga September 2022 mencapai Rp478,9 triliun, turun 26% ketimbang periode yang sama tahun lalu Rp447,5 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penurunan pembiayaan utang itu sejalan dengan strategi pemerintah dalam mengantisipasi kenaikan suku bunga global.
"Ini merupakan strategi yang tepat karena tendensi dari kondisi global, di mana suku bunga naik, dolar menguat. Ini akan memberikan kecenderungan volatilitas di pasar keuangan, termasuk pasar surat berharga dan cost of fund menjadi naik," katanya, dikutip pada Senin (24/10/2022).
Sri Mulyani menuturkan realisasi pembiayaan utang itu setara dengan 51% dari yang direncanakan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 98/2022 senilai Rp943,7 triliun.
Apabila diperinci, penerbitan SBN hingga September 2022 mencapai Rp470,9 triliun atau turun 29%. Sementara itu, realisasi pinjaman mencapai Rp8 triliun, turun 142%.
Secara umum, Sri Mulyani menilai Indonesia masih resilien di tengah kondisi pasar keuangan yang volatile akibat kenaikan inflasi dan suku bunga global. Pemerintah pun menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
Dia menjelaskan pemerintah berupaya menurunkan issuance SBN di tengah gejolak ekonomi global. Sebab, lonjakan inflasi pada sejumlah negara maju mulai direspons dengan menaikkan suku bunga acuan sehingga dapat berpengaruh pada naiknya cost of fund.
Dalam hal ini, pemerintah akan menurunkan target penerbitan utang tunai melalui lelang pada kuartal IV/2022. Kemudian, penerbitan SBN valas akan menyesuaikan kondisi market yang volatile dan kecukupan kas negara.
Di sisi lain, pemerintah akan kembali menerbitkan SBN ritel sebagai upaya perluasan basis investor domestik, fleksibilitas pinjaman program, dan optimalisasi SBN domestik melalui SKB III.
"Ini berarti kita menghindarkan dari risiko gejolak global yang sangat tinggi," ujar Sri Mulyani.
Menteri keuangan memaparkan realisasi pembelian SBN oleh Bank Indonesia hingga 18 Oktober 2022 mencapai Rp41,55 triliun melalui skema SKB I dan Rp95,42 triliun melalui SKB III. Simak 'Nilai Utang Pemerintah Capai Rp7.236,61 Triliun Hingga Agustus 2022'
Menurutnya, pembelian SBN oleh BI menjadi bagian dari cadangan strategi pembiayaan Indonesia. Pemerintah pun telah bersiap mengamankan APBN dari gejolak tersebut agar paparan risikonya tidak meningkat. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.