ADMINISTRASI PAJAK

Aktifkan Kembali NPWP, WP Bisa Ajukan Online atau ke Kantor Pajak

Redaksi DDTCNews | Senin, 30 September 2024 | 18:30 WIB
Aktifkan Kembali NPWP, WP Bisa Ajukan Online atau ke Kantor Pajak

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Status nomor pokok wajib pajak (NPWP) non-efektif (NE) diberikan kepada wajib pajak yang tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif, tetapi belum dilakukan penghapusan NPWP.

Mengingat belum dihapus, NPWP NE dapat diaktifkan kembali oleh wajib pajak bersangkutan dengan mengajukan permohonan melalui kantor pelayanan pajak (KPP) terdaftar, live chat pajak.go.id, atau melalui Kring Pajak 1500200.

“Hai, Kak. Jika status NPWP NE, silakan melakukan pengaktifan kembali NPWP melalui KPP terdaftar atau melalui livechat pada laman pajak.go.id atau telepon 1500200 pada hari dan jam kerja,” tulis Kring Pajak, dikutip pada Senin (30/9/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Ketentuan mengenai pengaktifan kembali wajib pajak NE diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak No. PER-04/PJ/2020.

Untuk mengajukan permohonan, wajib pajak perlu mengisi dan menandatangani formulir pengaktifan kembali wajib pajak NE serta melampirkan dokumen pendukung.

Dokumen pendukung tersebut merupakan dokumen yang menunjukkan bahwa wajib pajak tidak memenuhi kriteria NE. Kriteria wajib pajak non-efektif dapat dilihat dalam Pasal 24 ayat (2) PER-04/PJ/2020.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Dalam hal permohonan pengaktifan kembali secara tertulis, wajib pajak dapat menyampaikan langsung kepada KPP atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) terdaftar.

Permohonan tertulis juga dapat dikirimkan melalui pos, ekspedisi, atau jasa kurir dengan dilengkapi bukti pengiriman surat ke KPP terdaftar.

Apabila mengajukan pengaktifan kembali melalui contact center atau laman pajak.go.id maka wajib pajak harus memenuhi proses validasi identitas untuk membuktikan wajib pajak sendiri yang mengajukan permohonan tersebut. (Syallom Aprinta Cahya Prasdani/rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja