KEBIJAKAN PAJAK

Ada Banyak Insentif, RI Siap Jadi Produsen Kendaraan Listrik Global

Dian Kurniati | Senin, 04 Desember 2023 | 09:30 WIB
Ada Banyak Insentif, RI Siap Jadi Produsen Kendaraan Listrik Global

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia siap menjadi produsen kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang mampu memenuhi pasar global.

Airlangga menyebut pemerintah telah memberikan berbagai insentif guna mendukung pengembangan kendaraan listrik. Selain itu, industri kendaraan listrik dalam negeri juga didukung pasokan bahan baku yang memadai.

"Pengembangan industri KBLBB Indonesia saat ini mendapatkan momentum baik karena didukung kondisi Indonesia yang merupakan produsen bahan mineral logam nikel terbesar di dunia," katanya, dikutip pada Senin (4/12/2023).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Airlangga menuturkan sektor otomotif menjadi salah satu kontributor ekonomi terbesar di Indonesia. Menurutnya, kekuatan industri otomotif di Indonesia setidaknya didukung oleh 26 perusahaan industri kendaraan bermotor roda 4 dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun.

Industri otomotif juga telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38.000 orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai pasok otomotif dari tier 1 sampai 3.

Dia menjelaskan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia akan makin masif seiring dengan mengalirnya investasi dari pabrikan kendaraan listrik. Hingga awal kuartal IV/2023, penjualan domestik mobil listrik mencapai 11.916 unit.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Beberapa insentif fiskal yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mempercepat implementasi kendaraan listrik di Indonesia di antaranya bantuan untuk kendaraan listrik roda 2 baru dan konversi senilai Rp7 juta.

Kemudian, ada insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) atas penyerahan mobil dan bus listrik dengan TKDN minimal 40%. Insentif fiskal diberikan kepada industri kendaraan listrik yang memenuhi syarat dan ketentuan.

Selain itu, Airlangga juga mengapresiasi industri otomotif yang berkomitmen merealisasikan produksi kendaraan listrik di Indonesia, termasuk yang terbaru PT Chery Motor Indonesia dan PT Handal Indonesia Motor.

"Dengan produk yang sudah menggunakan local content mencapai 40%, kami berharap Chery akan dapat penetrasi ke market lebih cepat dengan fasilitasi fiskal dari pemerintah," ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra