SWISS

250 Miliarder Minta Dipajaki Lebih Banyak, Ingin Tekan Ketimpangan

Muhamad Wildan | Jumat, 19 Januari 2024 | 13:00 WIB
250 Miliarder Minta Dipajaki Lebih Banyak, Ingin Tekan Ketimpangan

Ilustrasi.

DAVOS, DDTCNews - Sekitar 250 miliarder yang tergabung dalam Proud to Pay More meminta pemimpin dunia untuk mengenakan pajak yang lebih besar terhadap orang-orang superkaya.

Dalam surat terbuka yang disampaikan kepada pemimpin dunia yang hadir di World Economic Forum, para miliarder tersebut berpandangan pajak yang lebih tinggi diperlukan untuk menekan ketimpangan.

"Level ketimpangan sudah mencapai titik kritis. Dampak ketimpangan terhadap stabilitas ekonomi, sosial, dan ekologi sangatlah para dan terus meningkat setiap hari," tulis para miliarder tersebut, dikutip Kamis (19/1/2024).

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Para miliarder tersebut berpandangan usulan pengenaan pajak yang lebih adil yang mereka ajukan bukanlah ide radikal.

Pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap orang-orang terkaya di dunia tidak akan menurunkan standar hidup orang kaya ataupun menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap miliarder justru akan mengubah kekayaan tidak produktif menjadi investasi bagi masa depan demokrasi kita bersama.

"Ketimpangan tidak bisa diselesaikan lewat kegiatan donasi dan filantropi. Ketimpangan tidak bisa diselesaikan lewat aksi individu. Kita membutuhkan pemerintah untuk memimpin," ungkap para miliarder tersebut.

Baca Juga:
Ketentuan Pelaporan PPh Atas Penjualan Saham Berubah, Jadi Lebih Cepat

Proud to Pay More dalam laporannya mencatat kosentrasi kekayaan pada segelintir orang kaya telah menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi dan mendorong tumbuh kembang populisme di berbagai negara.

"Sistem ekonomi kita telah menghasilkan stagnansi gaji, infrastruktur dan layanan publik yang buruk, serta institusi yang tidak stabil. Sistem ekonomi kita tidak mampu memberikan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. Situasi akan kian memburuk bila ketimpangan ekstrem tidak diatasi," tulis Proud to Pay More.

Salah satu miliarder asal Austria yang turut menandatangani surat terbuka Proud to Pay More, Marlene Engelhorn, mengatakan dirinya mewarisi kekayaan yang begitu besar tanpa perlu melakukan apapun.

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Marlene Engelhorn adalah salah satu keturunan dari Friedrich Engelhorn, pendiri BASF. BASF didirikan pada 1865 dan saat ini menjadi perusahaan produsen produk kimia terbesar di dunia.

"Saya mewarisi kekayaan dan kekuasaan ini tanpa perlu melakukan apapun. Namun, negara tidak menginginkan pajak atas kekayaan tersebut," ujar Marlene Engelhorn seperti dilansir abc.net.au. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak