PENERIMAAN PAJAK

Wah, Setoran Pajak Pupuk Indonesia ke Negara Tembus Rp7,2 Triliun

Redaksi DDTCNews | Rabu, 05 Agustus 2020 | 15:54 WIB
Wah, Setoran Pajak Pupuk Indonesia ke Negara Tembus Rp7,2 Triliun

Gedung PT Pupuk Indonesia (persero). (foto: Pupuk Indonesia)

JAKARTA, DDTCNews—Perusahaan pelat merah, PT Pupuk Indonesia membukukan setoran pajak dan dividen ke kas negara dengan total nilai Rp8,17 triliun atas operasional perusahaan sepanjang 2019.

Dirut Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan kontribusi perseroan terhadap penerimaan negara tersebut terdiri dari setoran pajak sebesar Rp7,2 triliun dan dividen kas sebesar Rp973,5 miliar.

“Untuk kontribusi pajak tahun lalu meningkat 32,9% dari 2018 yang sebesar Rp5,4 triliun," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).

Baca Juga:
Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Tahun lalu, lanjut Aas, pendapatan usaha Holding BUMN pupuk ini mencapai Rp71,3 triliun dan mencatat laba sebesar Rp3,7 triliun, atau 103% dari rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) 2019 sebesar Rp3,6 triliun.

Kinerja positif Pupuk Indonesia pada tahun lalu disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, efisiensi kegiatan usaha dan membaiknya penetrasi pasar ke sektor komersial.

Kedua, beban keuangan 2019 lebih rendah dikarenakan perusahaan melunasi pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang seiring dengan adanya pembayaran piutang subsidi sebesar Rp9,7 triliun.

Baca Juga:
Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Selain itu, kinerja anak perusahaan yang bergerak di bidang nonpupuk juga terus membaik. Misal, PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Mega Eltra, dan PT Pupuk Indonesia Logistik.

Aset perusahaan hingga 31 Desember 2019 mencapai Rp135,5 triliun. Kemudian perusahaan mencatatkan penurunan liabilitas menjadi Rp48 triliun. Adapun ekuitas naik menjadi Rp5,72 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp71,7 triliun.

“Penurunan liabilitas disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman jangka panjang perusahaan dan yang berasal dari pembayaran piutang subsidi oleh pemerintah dan kas internal perusahaan,” ujar Aas. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

05 Agustus 2020 | 21:46 WIB

#MariBicara pupuk merupakan sendi pertanian masyarakat, khususnya di desa. Karena melalui pupuk maka hasil panen akan melimpah, dan padi menjadi berisi. Tanpa pupuk maka padi menjadi sangat ringan, dan harga jualnya rendah. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan Pemerintah dalam mendukung kemudahan perolehan pupuk tersebut. Penulis rekomendasikan permudah diberikan kredit modal pertanian bagi petani atau insentif pajak pupuk untuk menurunkan biaya pupuk. Hal itu terlebih selama masa Pandemi Covid-19, penyediaan hasil pertanian lokal merupakan hal yang sedang gencar didorong oleh Pemerintah saat ini.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN MONETER

2025, BI Beli SBN di Pasar Sekunder dan Debt Switch dengan Pemerintah

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:30 WIB KABUPATEN KUDUS

Ditopang Pajak Penerangan Jalan dan PBB-P2, Pajak Daerah Tembus Target

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Tiket Turun, Jumlah Penumpang Pesawat Naik 2,6 Persen

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pembukuan dalam bidang Kepabeanan?

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan