AMERIKA SERIKAT

Warren Buffet Kritik Kebijakan Reformasi Pajak Trump

Redaksi DDTCNews | Jumat, 06 Oktober 2017 | 11:32 WIB
Warren Buffet Kritik Kebijakan Reformasi Pajak Trump

WASHINGTON DC, DDTCNews – Rencana reformasi pajak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat kecaman keras dari Warren Buffett, orang terkaya kedua di dunia. Menurutnya, tarif pajak perusahaan yang lebih rendah akan membuat perusahaan-perusahaan AS semakin diuntungkan.

Buffett mengatakan tidak ada perusahaan yang tidak kompetitif di dunia lantaran tarif pajak perusahaan yang tinggi. Miliarder tersebut mengatakan hingga saat ini pun perusahaan-perusahaan di AS masih mendapatkan keuntungan yang luar biasa dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

“Rencana pemangkasan tarif pajak perusahaan ini akan membuat orang kaya saat ini mejadi jauh lebih kaya dari 25 tahun yang lalu. Saya sendiri yang memiliki lebih dari 60 perusahaan merasa tidak memerlukan pemotongan pajak,” imbuhnya, Rabu (4/10).

Baca Juga:
Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor

Pekan lalu, Trump bersama dengan Kongres Partai Republik AS merilis sebuah kerangka kerja terpadu atas rencana reformasi pajak yang akan mengurangi tarif pajak perusahaan menjadi 20% dari yang berlaku saat ini sebesar 35%.

Sementara itu, berdasarkan sebuah studi dari Pusat Kebijakan Pajak (Tax Policy Center), 30% dari orang-orang yang berpenghasilan di antara US$50.000 - US$150.000 akan membayar pajak lebih besar jika mengacu pada proposal reformasi pajak Trump.

Selain itu, dilansir dalam cnbc.com, Buffet juga menyoroti rencana kebijakan reformasi pajak Trump yang dinilai dapat meningkatkan defisit anggaran pemerintah federal AS. Tidak hanya itu, kritikan juga disampaikan atas rencana Trump yang akan mencabut pajak properti yang dibayarkan oleh orang-orang yang mewarisi lebih dari US$5,7 juta aset.

Buffett mengatakan penghapusan pajak properti tersebut merupakan kesalahan besar karena akan memperkuat sistem dinasti dalam keluarga yang bertentangan dengan nilai-nilai di AS. Rencana tersebut dinilai hanya akan menguntungkan segelintir pihak, yakni orang-orang kaya AS.

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor

Rabu, 22 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Bukan 60%, Trump Siapkan Bea Masuk 10% Atas Barang Impor China

Selasa, 21 Januari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Baru Dilantik, Presiden Trump Langsung Setop Rekrutmen Pegawai Pajak

Selasa, 21 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Presiden Trump Nyatakan Solusi 2 Pilar dari OECD Tak Berlaku Bagi AS

BERITA PILIHAN
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Pajak atas Biaya Overhead dari Luar Negeri

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:10 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Dibuka! Batch Terbaru Pelatihan Intensif Transfer Pricing DDTC Academy

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:30 WIB PROFIL PERPAJAKAN KONGO

Seputar Aturan Perpajakan Kongo, PPN-nya Pakai Skema Multi-Tarif

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor