UNIVERSITAS PADJADJARAN

Wah, Prospek Karier di Dunia Pajak Bakal Makin Dinamis

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 29 Mei 2021 | 13:45 WIB
Wah, Prospek Karier di Dunia Pajak Bakal Makin Dinamis

BANDUNG, DDTCNews – Prospek karier di dunia pajak akan makin dinamis karena pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI).

Dalam Tax Career 2021, Partner of Tax Research and Training Services DDTC B. Bawono Kristiaji mengatakan pergerakan TI membuat kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan juga terus mengalami perubahan.

“Kondisi itu membuat prospek karier di dunia pajak makin dinamis karena adanya perkembangan TI di sistem administrasi pajak kita. Selain itu, model bisnis makin terdigitalisasi,” ujarnya, Sabtu (29/5/2021).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selain perkembangan TI, ada faktor pajak sebagai multidisplin ilmu. Hal tersebut membuat jenis pekerjaan yang berhubungan dengan pajak makin beragam. Tidak hanya konsultan, ada pula peneliti, pengajar, jurnalis, hingga taxologist.

Bawono mengatakan sebagai institusi pajak berbasis riset, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang menetapkan standar tinggi dan berkelanjutan, DDTC juga mengembangkan ekosistem pajak yang sehat dengan berbagai profesi tersebut.

Dia menjabarkan adanya konsultan dan kuasa wajib pajak pada DDTC Consulting, pengajar DDTC Academy, jurnalis DDTCNews, dan taxologist pada bagian digital transformation. Beragamnya profesi tersebut sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi dan misi DDTC.

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Dalam acara yang digelar Himpunan Mahasiswa Akuntansi Pajak Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) tersebut, Bawono menggarisbawahi prospek karier di dunia pajak akan berkaitan dengan keahlian berpikir analitis, interpretatif, dan kreatif.

Pasalnya, kebutuhan SDM itu tetap tidak bisa dilepaskan dari dinamisnya dunia pajak itu sendiri. Pengetahuan yang dimiliki profesional di bidang pajak pada saat ini kemungkinan sudah tidak lagi relevan pada masa depan.

Untuk meningkatkan keahlian berpikir tersebut, sambung Bawono, para profesional yang ada di bidang pajak harus memiliki kemauan membaca secara konsisten. Selain itu, mereka harus selalu update dengan perkembangan terkini dan mampu menuangkan ide secara lisan dan tertulis.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Sebagai bentuk dukungan terhadap budaya membaca, DDTC telah menyediakan DDTC Library yang juga terbuka untuk umum. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian para profesionalnya, DDTC juga menyediakan Human Resource Program Development (HRDP).

Sebagai informasi, HRDP merupakan program yang diberikan DDTC kepada para profesionalnya untuk mengikuti berbagai pelatihan, kursus, hingga studi lanjut S2 di berbagai instansi maupun universitas ternama di dalam maupun luar negeri.

Bawono melanjutkan prospek profesi dan tuntutan kualifikasi SDM tentunya perlu respons dari sisi kurikulum pendidikan. Dengan demikian, diharapkan akan ada banyak lulusan yang memiliki kompetensi memadai dan sesuai dengan perubahan lanskap pajak global maupun domestik.

Baca Juga:
Pemeriksa dan Juru Sita Pajak Perlu Punya Keterampilan Sosial, Kenapa?

Redesain kurikulum pendidikan pajak, menurutnya, juga diperlukan untuk melihat skema pemajakan yang ideal dalam era digitalisasi. Kurikulum pendidikan yang hanya berfokus pada cara-cara konvensional sudah tidak cocok.

Dalam redesain kurikulum pendidikan pajak, sambungnya, perlu pemahaman pajak melalui pendekatan baru. Pertama, pendekatan pajak sebagai multidisiplin ilmu. Kedua, pendekatan studi perbandingan atau komparatif. Ketiga, pendekatan dengan kasus-kasus pajak yang terjadi.

“Jangan sampai kita tidak bisa mengambil peluang dari prospek karier yang sebenarnya sudah bisa kita prediksi saat ini,” imbuh Bawono.

Sebagai informasi, selain Bawono, hadir pula Talent Development Coach Talk to Coach Rastrianez sebagai narasumber, Tax Management and Insurance PT Pupuk Indonesia Alamsyah Yahya Nugraha hadir sebagai moderator, dan Ketua Program Studi Sarjana Terapan Akuntansi Perpajakan Muhammad Dahlan yang juga membuka jalannya acara serta memberikan penyerahan plakat secara simbolis kepada para narasumber. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

29 Mei 2021 | 14:20 WIB

Gercep juga, baru tadi seminar, sudah terbit beritanya

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen