NORWEGIA

Transparansi Pajak Minim, Bank Sentral Dorong 7 Perusahaan Divestasi

Redaksi DDTCNews | Selasa, 09 Maret 2021 | 11:00 WIB
Transparansi Pajak Minim, Bank Sentral Dorong 7 Perusahaan Divestasi

Ilustrasi. (DDTCNews)

OSLO, DDTCNews – Bank sentral Norwegia (Norges) menemukan sebagian besar komitmen investasi pada 2020 berpotensi melakukan praktik penghindaran pajak.

Temuan tersebut muncul usai Norges melakukan penilaian terhadap 200 perusahaan yang berinvestasi di Norwegia. Hasilnya, 69% perusahaan masuk kategori memiliki tingkat pelaporan pajak yang lemah atau sangat lemah.

Kemudian, laporan Norges juga menyebutkan sebanyak 53% perusahaan telah menerbitkan kebijakan pengelolaan pajak perusahaan dan hanya 10% perusahaan yang telah merilis laporan per negara atau Country by Country Report (CbCR).

Baca Juga:
Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

"Norges telah memutuskan hubungan dengan tujuh perusahaan karena kurangnya transparansi pajak. Kami menjadikan isu pajak dan transparansi pajak sebagai prioritas utama pada 2020," tulis laporan Norges dikutip Selasa (9/3/2021).

Keputusan untuk menghentikan hubungan tersebut dilakukan melalui divestasi karena masuk kategori tinggi untuk tidak membayar pajak. Ketujuh perusahaan tersebut pun diprediksi tidak akan membayar pajak di yurisdiksi nilai ekonomi diciptakan.

Penilaian bank sentral terhadap transparansi pajak perusahaan-perusahaan yang hendak berinvestasi di Norwegia merupakan upaya pemerintah dalam menjamin iklim berusaha yang berkualitas dalam jangka panjang.

Baca Juga:
Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Hal ini perlu dilakukan mengingat terdapat berbagai risiko yang akan timbul apabila perusahaan tidak menerapkan transparansi pajak sejak awal di antaranya perusahaan menerapkan perencanaan pajak yang agresif.

Kemudian, meningkatnya risiko terjadi sengketa hukum terkait dengan pajak perusahaan. Hal ini akan memakan waktu dan biaya bagi perusahaan dan otoritas. Untuk menghindari hal tersebut, bank sentral perlu memilah investor.

"Untuk investasi jangka panjang, kami mencari penciptaan nilai riil dari waktu ke waktu. Kami tidak ingin investor mencari keuntungan jangka pendek yang mungkin dicapai dengan perencanaan pajak yang agresif," sebut Norges.

Seperti dilansir Tax Notes International, penilaian Norges pada bidang pajak merupakan salah satu sistem penilaian investasi tematik. Tahun lalu, bank sentral menilai 4.158 perusahaan dengan berbagai topik seperti perubahan iklim, HAM, antikorupsi dan pajak. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor

BERITA PILIHAN
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Pajak atas Biaya Overhead dari Luar Negeri

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:10 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Dibuka! Batch Terbaru Pelatihan Intensif Transfer Pricing DDTC Academy

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:30 WIB PROFIL PERPAJAKAN KONGO

Seputar Aturan Perpajakan Kongo, PPN-nya Pakai Skema Multi-Tarif

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor