JAKARTA, DDTCNews - Serapan lelang Surat Utang Negara (SUN) jauh dari kata memuaskan. Gejolak ekonomi global menjadi faktor utama sepinya minat investor pada instrumen ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan terus mengamati secara seksama perkembangan ekonomi saat ini. Pasalnya, hal tersebut berimplikasi langsung pada serapan surat utang untuk pembiayaan APBN.
"Kita akan waspada akan tetap komunikasikan, kebutuhan financing kita akan tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan spekulasi," katanya di Kompleks Parlemen, Kamis (26/4).
Seperti yang diketahui, pemerintah sebelumnya hanya menyerap dana Rp6,15 triliun dari lelang lima seri SUN. Dana ini ditujukan untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN dengan total penawaran mencapai Rp17 triliun.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan pada Selasa lalu mengumumkan lelang itu tidak memenuhi target indikatif yang ditetapkan Rp17 triliun.
Total penawaran yang masuk dari lelang Rp17 triliun itu tercatat merupakan yang terendah dari lelang SUN sejak Oktober 2016.
Pemerintah sampai harus meningkatkan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10% yaitu di posisi 7% atau paling tinggi sejak Juli 2017 agar lebih menarik bagi investor.
Menurutnya, pemerintah menegaskan kebutuhan pembiayaan yang tercantum dalam APBN 2018 pun akan tetap terjaga dan diperhitungkan dengan matang meski menaikkan imbal hasil dari penerbitan surat utang.
"Tentu kami tetap harus menimbang dari sisi kemungkinan kenaikan biaya dari bunga utang. Kami sudah akan perhatikan di dalam konteks belanja pada semester kedua ini," tutupnya. (Gfa/Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.