BELGIA

Studi T&E: Insentif Pajak Belum Menyasar Kendaraan Ramah Lingkungan

Redaksi DDTCNews | Selasa, 06 Oktober 2020 | 08:00 WIB
Studi T&E: Insentif Pajak Belum Menyasar Kendaraan Ramah Lingkungan

Ilustrasi. (DDTCNews)

BRUSSELS, DDTCNews – Lembaga nonpemerintah, Transport & Environment (T&E) mencatat realisasi insentif pajak mobil yang diberikan pemerintah Inggris dan negara Eropa saat ini sudah menyentuh €32 miliar atau setara dengan Rp555 triliun.

Studi T&E menyebutkan kebijakan insentif mobil berlaku untuk pembelian yang dilakukan oleh badan usaha atau perusahaan. Namun, insentif pajak justru dinikmati oleh penjualan mobil dengan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.

"Pada 2019, Inggris memberikan subsidi pajak senilai €5,7 miliar untuk pembeli mobil atas nama perusahaan dan Jerman memberikan subsidi senilai €12 miliar," kata manajer e-mobility T&E Saul Lopez, Selasa (6/10/2020).

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Lopez menyebutkan skema insentif pajak mobil bagi pembeli korporasi dilakukan dengan berbagai cara di antaranya diskon PPN dan biaya pembelian serta pemeliharaan mobil yang dapat diklaim sebagai pengurang beban pajak. Skema tersebut tidak berlaku untuk pembelian mobil individu.

Dia menyebutkan fasilitas fiskal tersebut justru dimanfaatkan korporasi untuk membeli mobil yang tidak ramah lingkungan. Sebanyak 96% perusahaan yang mendapatkan insentif pajak tercatat membeli kendaraan dengan basis bahan bakar fosil seperti bensin dan diesel.

Dari catatan tersebut, Lopez menilai perlu pengaturan ulang kebijakan insentif pajak mobil yang dapat lebih diarahkan untuk pembelian mobil dinas perusahaan yang ramah lingkungan sehingga populasi mobil ramah lingkungan bisa ikut meningkat.

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Untuk pasar otomotif Inggris, pembelian mobil oleh korporasi menyumbang 56% dari total penjualan mobil pada 2019. Sebagian besar pembelian mobil untuk menambah armada perusahaan atau sebagai tunjangan untuk karyawan.

"Segmen korporasi membeli sebagian besar mobil baru di Eropa dan mobil listrik sudah menjadi pilihan terbaik untuk kendaraan dinas perusahaan. Untuk itu, uang pembayar pajak harus dipakai lebih selektif untuk kebijakan subsidi mobil," tutur Lopez.

Seperti dilansir The Guardian, pembelian mobil listrik oleh perusahaan tengah meningkat. Korporasi besar Eropa seperti Unilever dan Ikea sudah memiliki komitmen untuk menambah kendaraan milik perusahaan dengan mobil berbasis energi listrik. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?