Dea Yustisia, Tax Researcher DDTC, di kampus Tilburg University, Belanda
PANDEMI Covid-19 yang masih melanda seluruh dunia tidak menyurutkan DDTC untuk tetap menjamin terselenggaranya pengembangan sumber daya manusia dan keilmuan.. Salah satunya ialah dengan mengirimkan profesionalnya, Tax Researcher Dea Yustisia untuk melanjutkan studi magister perpajakan di Belanda. Ia berkuliah di Tilburg University jurusan MSc Economics dengan spesialisasi International Business Taxation di Tilburg School of Economics and Management (TiSEM).
Program master selama satu tahun ini disebut juga sebagai program International Business Taxation in Economics (IBTE) yang mana beberapa mata kuliahnya seringkali beririsan dengan program International Business Taxation in Law (IBTL). Pada tahun ini, mayoritas mahasiswa IBTE dan IBTL merupakan pegawai swasta, yakni konsultan pajak serta karyawan perusahaan multinasional.
Adapun mata kuliah yang diambil oleh Dea pada semester ini sebanyak tujuh dengan lima mata kuliah wajib serta dua mata kuliah pilihan. Mata kuliah yang wajib ialah Business Taxation dan Decision Making Process, Business Taxation, International and European Taxation, VAT in Cross-Border Situation, dan Corporate Tax Structures. Sementara itu, mata kuliah pilihan yang tengah ditempuh oleh Dea adalah Transfer Pricing dan Tax and Technology.
Bagi Dea sebagai profesional DDTC, beberapa mata kuliah wajib yang diambil semester ini cukup menyenangkan dan menantang di saat yang sama. Sebut saja mata kuliah VAT in Cross-Border Situation, yang diampu oleh beberapa dosen yang juga merupakan konsultan pajak di Belanda, seperti misalnya Prof. Van Norden. Selain itu, mata kuliah ini nantinya juga akan menghadirkan banyak dosen tamu. Sebut saja Cab Schutte dari Kementerian Keuangan Belanda yang akan membahas pembaharuan OECD VAT Guidelines serta Alexandra Bal yang akan membahas digitalisasi dalam konteks VAT.
Selain itu, ada pula mata kuliah Business Taxation and Decision-Making Process for IBTE yang diampu oleh dosen yang berbeda untuk pembahasan setiap topiknya. Cakupannya bervariasi mulai yang berkaitan dengan interpretasi hukum hingga metode ekonometrika yang dapat digunakan dalam menganalisis keputusan bisnis menyangkut perpajakan. Adapun mata kuliah ini mewajibkan mahasiswa untuk menulis final paper dalam versi mini thesis. Namun demikian, setiap mahasiswa juga akan diberikan supervisor untuk melakukan konsultasi dan mendapatkan feedback terhadap kualitas penelitiannya yang bergantung pada topik mini-thesis yang didapatkan.
Tidak hanya mata kuliah wajib, mata kuliah pilihan seperti Tax and Technology juga menjadi salah satu nilai tambah dalam program tahun ini. Mata kuliah pilihan ini sendiri merupakan kerja sama antara tiga universitas di Belanda, yakni Tilburg University, VU Amsterdam, dan Maastricht University. Tidak heran, peserta kuliahnya mencapai lebih dari 80 orang. Terlebih, para mahasiswa mata kuliah ini juga sangat beragam, mulai dari praktisi pajak, pengacara, hingga programmer. Mata kuliah Tax and Technology sendiri dikoordinatori oleh Prof. Albert Bomer dengan para asisten yang terdiri dari praktisi yang merupakan taxologist.
Bagi Dea, interaksi dengan dosen dan teman kuliah dari berbagai negara akan memberikan pandangan yang lebih luas, terbuka, dan komprehensif tentang dunia pajak internasional. Berbagai assignment dan paper yang diberikan oleh para dosen juga dipercaya akan membentuk kapasitas, kedisiplinan, daya jelajah, dan kemampuan para mahasiswa dalam melakukan analisis. Hal-hal tersebut cukup menantang karena beberapa dosen mewajibkan adanya tugas paper mingguan dengan referensi literatur yang cukup banyak.
Dalam program ini mahasiswa diwajibkan untuk lebih banyak melakukan self-study. Pembelajaran di kelas akan lebih banyak bersifat diskusi dan membahas pertanyaan-pertanyaan yang kurang dipahami oleh para mahasiswa secara lebih interaktif. Beberapa materi yang diberikan untuk memulai diskusi ialah berupa bahan presentasi kuliah, rekaman video, hingga literatur.
Tilburg University sendiri telah memiliki aplikasi untuk mengakomodasi proses pembelajaran yang mayoritas dilakukan secara daring tersebut. Untuk materi presentasi dan literatur, para pengampu mata kuliah biasanya sudah menyediakan materi dalam bentuk power point dan literatur dalam aplikasi untuk mahasiswa (Canvas for UvT students), sedangkan rekaman video diunggah di media streaming (videocollege UvT).
Rencana awalnya, beberapa mata kuliah akan dilaksanakan secara tatap muka di kampus. Akan tetapi, dengan adanya penambahan jumlah kasus positif Covid-19 yang signifikan untuk kluster orientasi kampus Tilburg University, semua kelas untuk September akhirnya diwajibkan online. Bagi mahasiswa, beberapa fasilitas seperti perpustakaan masih tetap buka, tetapi diwajibkan untuk melakukan reservasi sehari sebelumnya.
Sebagai informasi, tugas belajar Dea Yustisia merupakan salah satu bagian dari program Human Resource Development Program (HRDP). Program ini diberikan oleh DDTC kepada para profesionalnya untuk mengikuti berbagai pelatihan, sertifikasi, kursus, hingga program pascasarjana di berbagai lembaga maupun universitas ternama di dalam maupun luar negeri.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.