ANGGARAN BELANJA NEGARA

Sah, Sidang Paripurna DPR Ketok Palu RAPBN 2018

Redaksi DDTCNews | Rabu, 12 Juli 2017 | 10:15 WIB
Sah, Sidang Paripurna DPR Ketok Palu RAPBN 2018

JAKARTA, DDTCNews – DPR RI menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 melalui sidang paripurna yang dilaksanakan di Gedung DPR RI, Selasa (11/7).

Ketua Badan Anggaran DPR RI Azis Syamsuddin mengatakan sidang paripurna tersebut mengesahkan asumsi dasar RAPBN dan target pembangunan 2018. Dalam sidang itu, ada beberapa hal yang sedikit berubah dengan asumsi dasar RAPBN tahun 2018 yang sebelumnya sempat disahkan dalam rapat.

"Ada beberapa hal yang sedikit berubah dengan asumsi dasar RAPBN tahun 2018 yang sebelumnya sempat diputuskan dalam rapat," ujarnya di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (11/7).

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Untuk lebih lengkapnya, asumsi dasar RAPBN 2018 yang disetujui dalam sidang paripurna meliputi:

  • Pertumbuhan Ekonomi 5,2%-5,6%
  • Inflasi 2,5%-4,5%
  • Nilai Tukar (kurs) Rp13.300-13.500 per US$
  • Suku Bunga SPN 3 bulan 4,8%-5,6%
  • ICP US$45-55 per barel
  • Lifting Minyak Bumi 771 ribu-815 ribu bph
  • Lifting Gas Bumi 1,194-1,235 juta barel; setara minyak per hari

Kemudian, target pembangunan pada 2018, di antaranya sebagai berikut:

  • Pengangguran 5,0%-5,3%
  • Kemiskinan level 9,5%-10%
  • Gini ratio di level 0,38
  • Indeks pembangunan manusia 71,50

Adapun sebelumnya, asumsi dasar makro ekonomi dalam RAPBN 2018 yang diajukan pemerintah melalui rapat di Banggar, yaitu:

  • Pertumbuhan Ekonomi 5,4%-6,1%
  • Inflasi 3,5±1%
  • Nilai Tukar (kurs) Rp 13.500-13.800 per US$
  • Suku Bunga SPN 3 bulan 4,8-5,6%
  • ICP US$45-60 per barel
  • Lifting Minyak Bumi 771 ribu-815 ribu bph
  • Lifting Gas Bumi 1.194-1.235 ribu barel; setara minyak per hari

Sementara itu, kesimpulan rapat dengan Komisi XI DPR yang diputuskan beberapa waktu sebelum sidang paripurna, yaitu:

  • Pertumbuhan Ekonomi 5,2%-5,6%
  • Inflasi 3,5±1%
  • Nilai Tukar (kurs) Rp13.300-13.500 per US$
  • Suku Bunga SPN 3 bulan 4,8-5,6%
  • ICP US$45-60 per barel
  • Lifting Minyak Bumi 771 ribu-815 ribu bph
  • Lifting Gas Bumi 1.194-1.235 ribu barel setara minyak per hari

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN