MOLDOVA

PPN Naik Jadi 12%, Ratusan Petani Datangi Gedung Pemerintahan

Redaksi DDTCNews | Senin, 07 Desember 2020 | 19:00 WIB
PPN Naik Jadi 12%, Ratusan Petani Datangi Gedung Pemerintahan

Ilustrasi. (DDTCNews)

CHISINAU, DDTCNews – Ratusan petani mendatangi gedung pemerintah di ibu kota sebagai bentuk protes kebijakan fiskal yang meningkatkan pajak pertambahan nilai (PPN) atas produk pertanian.

Juru Bicara Federasi Petani Nasional dan Komite Koordinasi Produsen Pertanian mengatakan federasi turun ke jalan untuk memprotes rencana kebijakan pemerintah yang akan menaikkan PPN komoditas pertanian dari 8% menjadi 12%.

Menurut federasi, rencana kebijakan tersebut sama sekali tidak menguntungkan petani yang tahun ini dilanda banyak kesulitan. "Kenaikan pajak merupakan bentuk ketidakpedulian pemerintah terhadap masalah yang dihadapi petani," katanya, Senin (7/12/2020).

Baca Juga:
Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Jubir federasi menyebutkan sektor pertanian merupakan basis perekonomian nasional. Pemerintah harus berpikir dua kali untuk meningkatkan beban pajak kepada sektor yang menjadi tumpuan utama penghasilan masyarakat.

Menurutnya, ada banyak tantangan yang dihadapi petani saat ini selain pandemi. Produksi pertanian Moldova mengalami gangguan tahun ini karena gagal panen dan pemerintah hampir tidak melakukan kebijakan dukungan apapun terkait dengan hal tersebut.

Jubir federasi menilai sektor pertanian masih membutuhkan campur tangan dan dukungan negara. Struktur pelaku usaha di sektor pertanian juga tidak seimbang sehingga kelompok kecil saat tidak mampu bersaing dengan perusahaan pertanian skala besar.

Baca Juga:
Trump Janji Segera Bebaskan Uang Tip dari Pajak Penghasilan

Kesenjangan usaha tersebut diprediksi makin terasa apabila kebijakan PPN produk pertanian jadi diimplementasikan. Melalui kebijakan tersebut maka sektor pertanian hanya akan dimiliki oleh pelaku usaha dengan kapitalisasi jumbo.

"Dengan tarif PPN baru, pertanian skala kecil tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan besar. Sektor pertanian akan rusak tanpa dukungan negara," ujarnya seperti dilansir urdupoint.com. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Janji Segera Bebaskan Uang Tip dari Pajak Penghasilan

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 15:30 WIB PMK 118/2024

Isi Materi Keberatan Sama dengan MAP, Ini yang Bisa Dilakukan WP

Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Janji Segera Bebaskan Uang Tip dari Pajak Penghasilan

Senin, 27 Januari 2025 | 13:30 WIB PMK 117/2024

Sri Mulyani Atur Ulang Ketentuan Penghapusan Piutang Pajak

Senin, 27 Januari 2025 | 13:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kategorisasi Kuasa dan Wakil Wajib Pajak di Coretax DJP

Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6