PP 50/2022

PP 50/2022 Atur Ulang Penghitungan Imbalan Bunga, Ini Perinciannya

Muhamad Wildan | Minggu, 08 Januari 2023 | 08:00 WIB
PP 50/2022 Atur Ulang Penghitungan Imbalan Bunga, Ini Perinciannya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50/2022 turut mengatur ulang tentang penghitungan imbalan bunga bagi wajib pajak yang permohonan banding atau peninjauan kembalinya dikabulkan sebagian atau seluruhnya.

Pada Pasal 44 ayat (7) PP 50/2022, imbalan bunga dihitung sejak tanggal penerbitan SKP sampai dengan tanggal diterbitkannya surat keputusan keberatan, putusan banding, atau putusan peninjauan kembali (PK).

"Yang dimaksud dengan tanggal diterbitkannya putusan banding adalah tanggal putusan banding diterima oleh dirjen pajak," bunyi ayat penjelas dari Pasal 44 ayat (7) PP 50/2022, dikutip pada Minggu (8/1/2023).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Dalam ketentuan sebelumnya yakni Pasal 45A ayat (7) PP 74/2011 s.t.d.d PP 9/2021, tanggal diterbitkannya putusan banding adalah tanggal diucapkannya putusan oleh hakim pengadilan pajak dalam sidang yang terbuka untuk umum.

Selanjutnya, imbalan bunga bagi wajib pajak memenangkan PK dihitung sejak tanggal diterbitkannya SKP hingga tanggal diterbitkannya putusan PK, yakni tanggal diterimanya putusan PK oleh DJP. Dalam ketentuan sebelumnya, tanggal diterbitkannya putusan PK adalah saat putusan diucapkan oleh hakim agung.

Dicontohkan dalam ayat penjelas Pasal 44 ayat (7) PP 50/2022, DJP diasumsikan telah menerbitkan SKPKB tahun pajak 2020 pada 5 April 2022. Kemudian, wajib pajak mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut pada 10 Mei 2022.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selanjutnya, DJP menolak permohonan wajib pajak dengan menerbitkan surat keputusan keberatan pada 5 Januari 2023. Wajib pajak pun mengajukan banding dan putusan banding mengabulkan seluruh permohonan wajib pajak. Putusan diucapkan pada 14 Februari 2024 dan baru diterima oleh dirjen pajak pada 20 Maret 2024.

Dalam kasus ini, penghitungan jangka waktu sebagai dasar pemberian imbalan bunga adalah mulai 5 April 2022 hingga 20 Maret 2024, yaitu selama 24 bulan yang terdiri 23 bulan penuh ditambah bagian dari bulan yang dihitung penuh 1 bulan, yaitu 5 Maret 2024 hingga 20 Maret 2024. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN