AMERIKA SERIKAT

Pengenaan Pajak Kekayaan Diusulkan Masuk dalam RUU Baru

Muhamad Wildan | Jumat, 05 Maret 2021 | 13:45 WIB
Pengenaan Pajak Kekayaan Diusulkan Masuk dalam RUU Baru

Ilustrasi. (DDTCNews)

WASHINGTON D.C., DDTCNews – Anggota Partai Demokrat di Kongres AS dan Senat AS mengusulkan pengenaan pajak kekayaan atas orang kaya dalam rancangan undang-undang pajak orang super kaya (Ultra Millionaire Tax Act).

Senator AS Elizabeth Warren mengusulkan pengenaan pajak sebesar 2% atas kekayaan bersih senilai US$50 juta hingga US$1 miliar. Bila kekayaan bersih lebih dari US$1 miliar, lanjutnya, akan ada pajak tambahan dengan tarif 1%.

"Pajak kekayaan harus menjadi prioritas mengingat kebijakan stimulus ekonomi yang diusung pemerintah memerlukan dana yang amat besar," katanya dalam keterangan resmi, seperti dilansir cnn.com, Jumat (5/3/2021).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Menurut Warren, dana tersebut dapat digunakan untuk memenuhi belanja perluasan cakupan jaminan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan belanja-belanja lain yang diprioritaskan oleh Presiden AS Joe Biden dan anggota Kongres AS dari Partai Demokrat.

Dengan skema tarif yang diusung oleh Warren, diperkirakan akan 100.000 rumah tangga yang harus menanggung pajak tersebut. Potensi penerimaan dari pajak kekayaan versi Warren diprediksi senilai US$3 triliun atau setara dengan Rp42.972 triliun.

Perlu dicatat, Warren sesungguhnya sudah sejak lama mengusulkan pengenaan pajak kekayaan. Dua tahun lalu, Warren memperkirakan pengenaan pajak kekayaan hanya akan menghasilkan tambahan penerimaan sejumlah US$2,75 triliun dan berdampak atas 75.000 rumah tangga.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Warren mengatakan estimasi penerimaan dari pajak kekayaan yang disampaikannya pada 2021 lebih tinggi dari yang sempat disampaikan pada 2 tahun lalu karena meningkatnya kekayaan orang-orang kaya selama 2 tahun terakhir.

Meski pandemi Covid-19 menekan perekonomian, ia menilai orang kaya tetap mampu menjaga penghasilannya sepanjang tahun dan justru mengakumulasi kekayaannya berkat pasar saham yang valuasinya terus meningkat di tengah pandemi.

Hal tersebut pun mempertegas ketimpangan kekayaan dan akses di AS. Banyak masyarakat kelas menengah dan miskin yang justru terkena PHK di tengah pandemi Covid-19 dan kesulitan mencari pekerjaan baru. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN