JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan penerimaan perpajakan mengalami tekanan berat dalam 2 tahun terakhir akibat pelemahan beberapa sektor ekonomi yang menjadi penyangga penerimaan dan menurunnya ekonomi global.
Sri Mulyani mengungkapkan hal tersebut usai melihat realisasi penerimaan tahun 2014 dan 2015. Seperti diketahui, sebelumnya Sri Mulyani telah mengumpulkan sejumlah pejabat Kementerian Keuangan untuk berkonsolidasi.
“Bapak Presiden telah memberikan keputusan untuk kondisi yang dihadapi tahun 2016 dan bagaimana mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat APBN menjadi instrumen fiskal yang kredibel,” ujarnya, Rabu (3/8).
Menurut Sri Mulyani, ada 3 faktor yang dinilai memberikan tekanan berat pada penerimaan perpajakan.
Pertama, jatuhnya harga komoditas utama seperti minyak dan gas, batubara, kelapa sawit dan pertambangan lainnya. Akibatnya, nilai objek pajak menurun cukup besar dan secara otomatis penerimaan pajak akan ikut berkurang.
Kedua, menurunnya volume aktivitas sektor perdagangan, konstruksi dan industri manufaktur. Hingga saat ini, pertumbuhannya hanya separuh dari tahun-tahun sebelumnya.Padahal, sektor-sektor tersebut selama ini berkontribusi besar terhadap perekonomian.
Ketiga, guncangan ekonomi global yang mengakibatkan kontraksi pada perdagangan luar negeri. Tercatat kegiatan ekspor-impor mengalami kontraksi sejak kuartal I/2015 hingga semester I/2016.
Dengan melihat situasi tersebut, Sri Mulyani memperkirakan penurunan potensi penerimaan pajak di 2016 akan cukup signifikan.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.