KEBIJAKAN PAJAK

Menjaga Keseimbangan Antara Kedaulatan dan Integrasi Sistem Pajak

Hamida Amri Safarina | Selasa, 21 Juli 2020 | 18:12 WIB
Menjaga Keseimbangan Antara Kedaulatan dan Integrasi Sistem Pajak

INTEGRASI pajak antarnegara di suatu kawasan tertentu penting untuk dipahami berdasarkan konteks dan tujuan yang ingin dicapai. Di Eropa, langkah tersebut dilakukan untuk mencapai harmonisasi dan kebijakan yang berkesinambungan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Pertanyaan yang perlu dijawab, sejauh mana integrasi kebijakan pajak harus dilakukan? Apabila integrasi kebijakan pajak dilakukan, bagaimana dampaknya terhadap kedaulatan pajak negara-negara bersangkutan?

Topik mengenai integrasi kebijakan pajak yang berfokus pada situasi di Eropa menjadi pembahasan utama dalam buku yang berjudul European Tax Integration Law Policy and Politics”. Buku ini ditulis oleh 31 kontributor dari berbagai negara.

Baca Juga:
Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Buku tersebut memberikan gambaran berbagai pendapat pada ahli perpajakan tentang adanya status quo atas integrasi pajak di Eropa dan kaitannya dengan hukum, kebijakan, dan politik. Studi ini dibuat untuk mendorong diskursus di antara para sarjana, pembuat keputusan, praktisi, politisi dengan maksud membawa kebijakan integrasi pajak di Eropa ke jalur yang tepat.

Buku ini terdiri dari enam pembahasan utama. Pertama, integrasi pajak di Eropa. Kedua, peningkatan legitimasi untuk mencapai demokrasi, Ketiga, hukum dan kebijakan pajak di Uni Eropa dan kaitannya dengan negara ketiga.

Keempat, pemahaman antara kebijakan hukum supranasional dan kedaulatan pajak suatu negara. Kelima, fokus pada EU Anti-BEPS Package dan implikasinya. Keenam, kemungkinan peta jalan untuk integrasi pajak negara-negara Uni Eropa.

Baca Juga:
DDTC Gelar Temu Kontributor Buku Gagasan Perpajakan Prabowo-Gibran

Penulis menyatakan kebijakan yang baik harus dibuat berdasarkan identifikasi permasalahan yang terjadi. Dengan begitu, kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan mudah dan dapat menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi.

Buku ini melihat integrasi pajak di Eropa harus diprioritaskan. Konsekuensinya, pembentukan kebijakan pajak juga perlu terintegrasi antara satu negara dengan negara lain dalam satu kawasan.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah baik adanya persoalan pemajakan lintas yurisdiksi, tindakan tax avoidance dan tax evasion, maupun tax competition. Selain itu, pembentukan kebijakan pajak yang terintegrasi harus mencerminkan demokrasi dan legitimasi masyarakat.

Baca Juga:
Kurang Kooperatif, Saldo Rekening Penunggak Pajak Dipindahbukukan

Salah satu kontributor, Frans Vanistendael menyatakan pembentukan kebijakan pajak yang terintegrasi melalui keputusan Dewan Uni Eropa harus tetap merujuk pada prinsip demokrasi dan legalitas.

Berkaitan dengan hal tersebut, Vanistendael mengusulkan mekanisme unanimity voting dalam Dewan Uni Eropa dapat diganti dengan prosedur pemungutan suara dan keputusan bersama. Kepentingan negara-negara anggota Uni Eropa harus menjadi pertimbangan penting dalam menyetujui suatu kebijakan.

Selain itu, diperlukan adanya interpretasi hukum supranasional Uni Eropa dengan tepat. Interpretasi hukum ini berguna untuk menemukan makna dan implikasi hukum atas suatu kebijakan yang tepat. Hal ini harus dilakukan secara harmonis dalam konteks kebijakan supranasional sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Baca Juga:
Download! PDF Buku Baru DDTC: Gagasan Perpajakan untuk Prabowo-Gibran

Dalam konteks seperti itu, keterlibatan Parlemen Eropa dalam proses legislatif harus menjamin perlindungan kepentingan para pemangku kepentingan utama dan sejalan dengan pernyataan "no taxation without representation".

Dengan demikian, kebijakan pajak yang integratif akan mencapai keseimbangan antara kebijakan di level negara dan Uni Eropa. Selanjutnya, tingkat integrasi pajak Eropa yang lebih tinggi juga bisa menjadi titik awal untuk membawa persaingan pajak global dalam batasan keadilan antarnegara.

Tak hanya itu, buku ini juga menjelaskan hukum dan kebijakan pajak di Uni Eropa yang berkaitan dengan negara-negara yang bukan anggota Uni Eropa. Masih banyak informasi menarik lainnya dari buku yang diterbitkan oleh IBFD pada 2018 ini. Secara umum, buku ini dapat menjadi gambaran terkait isu integrasi pajak di kawasan Eropa.

Tertarik membacanya buku ini? Silakan berkunjung ke DDTC Library.*

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Senin, 21 Oktober 2024 | 15:30 WIB HUT KE-17 DDTC

DDTC Gelar Temu Kontributor Buku Gagasan Perpajakan Prabowo-Gibran

Senin, 21 Oktober 2024 | 12:30 WIB KPP PRATAMA NATAR

Kurang Kooperatif, Saldo Rekening Penunggak Pajak Dipindahbukukan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 10:45 WIB HUT KE-17 DDTC

Download! PDF Buku Baru DDTC: Gagasan Perpajakan untuk Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN