MALAYSIA

Malaysia Berencana Pangkas Tarif Windfall Tax Minyak Kelapa Sawit

Dian Kurniati | Sabtu, 07 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Malaysia Berencana Pangkas Tarif Windfall Tax Minyak Kelapa Sawit

Ilustrasi. Petani memanen buah sawit di kebunnya di Desa Tibo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (10/9/2023). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/nz.

KUALA LUMPUR, DDTCNews - Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia telah mengusulkan penurunan tarif windfall tax pada industri kelapa sawit di beberapa negara bagian.

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Perkebunan dan Komoditas Datuk Seri Fadillah Yusof mengatakan penurunan tarif windfall tax akan mendukung pengusaha mengembangkan industri kelapa sawit. Menurutnya, tarif windfall tax diusulkan turun dari 3% menjadi 1,5% pada APBN 2024.

"Mereka [pengusaha] tidak keberatan dengan windfall tax, tetapi mereka ingin melihat bagaimana pungutan tersebut dapat memberikan manfaat bagi industri, termasuk dalam hal insentif dan program seperti peremajaan kelapa sawit," katanya, dikutip pada Sabtu (7/10/2023).

Baca Juga:
Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Asosiasi Minyak Sawit Malaysia telah mendesak pemerintah menyesuaikan mengatur ulang kebijakan windfall tax. Salah satu usulannya yakni menaikkan batas harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dalam kebijakan windfall tax dari RM3.000 menjadi RM3.500 per ton untuk Semenanjung Malaysia, serta dari RM3.500 menjadi RM4.000 per ton untuk Sabah dan Sarawak.

Asosiasi juga menyerukan insentif pajak untuk mendukung peremajaan perkebunan kelapa sawit dalam skala besar. Peremajaan tanaman kelapa sawit dinilai akan meningkatkan produktivitas di sektor kelapa sawit sekaligus mendukung rantai pasokan dan mempertahankan daya saing.

Fadillah memandang pemerintah memiliki komitmen besar untuk mendukung perkebunan dan industri kelapa sawit di Malaysia. Pemerintah juga menggencarkan program biodiesel agar permintaan kelapa sawit terus terjaga dalam jangka panjang.

Baca Juga:
Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Menurutnya, industri biodiesel kelapa sawit menjadi bagian integral dari industri minyak kelapa sawit. Dengan permintaan yang tinggi dari industri biodiesel, diharapkan harga kelapa sawit akan terus tinggi sehingga menguntungkan para petani.

"Sebagai contoh saat penerapan B-10 di sektor transportasi dimulai dan diarahkan untuk mencapai B-20 secara nasional, konsumsi CPO diperkirakan meningkatkan hingga lebih dari 1 juta ton per tahun," ujarnya dilansir malaymail.com. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:30 WIB PROFIL PERPAJAKAN KONGO

Seputar Aturan Perpajakan Kongo, PPN-nya Pakai Skema Multi-Tarif

BERITA PILIHAN
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Pajak atas Biaya Overhead dari Luar Negeri

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:10 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Dibuka! Batch Terbaru Pelatihan Intensif Transfer Pricing DDTC Academy

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:30 WIB PROFIL PERPAJAKAN KONGO

Seputar Aturan Perpajakan Kongo, PPN-nya Pakai Skema Multi-Tarif

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor