AMERIKA SERIKAT

Kudeta di Myanmar, Presiden AS Bekukan Dana Sekitar Rp14 Triliun

Dian Kurniati | Kamis, 11 Februari 2021 | 10:48 WIB
Kudeta di Myanmar, Presiden AS Bekukan Dana Sekitar Rp14 Triliun

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang rencana administrasi untuk memperkuat manufaktur Amerika selama penampilan singkat di Auditorium Pengadilan Selatan di Gedung Putih di Washington, AS, Senin (25/1/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/FOC/sa.
 

WASHINGTON, DDTCNews – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyetujui penjatuhan sanksi kepada individu atau entitas yang terlibat dalam kudeta di Myanmar.

Pemerintah AS juga akan segera menjatuhkan sanksi kepada kelompok militer yang melakukan kudeta kepada pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, termasuk pada bisnis dan anggota keluarga mereka. Biden telah memerintahkan pembekuan dana milik pemerintah Myanmar yang disimpan di AS senilai US$1 miliar atau sekitar Rp14 triliun.

"[AS] mengambil langkah untuk mencegah para jenderal mengakses dana milik pemerintah Myanmar yang disimpan di AS secara tidak semestinya senilai US$1 miliar," katanya, Rabu (10/2/2021).

Baca Juga:
Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Biden mengatakan ada sejumlah sanksi lain yang dijatuhkan kepada Myanmar, seperti pembatasan ekspor. Meski demikian, dia menegaskan AS tetap mempertahankan bantuan untuk layanan kesehatan bagi masyarakat sipil serta dukungan lain yang secara langsung menguntungkan masyarakat.

Biden kemudian kembali mendesak militer Myanmar agar segera melepaskan kekuasan dan membebaskan para aktivis politik, terutama Aung San Suu Kyi. Menurutnya, AS akan terus menyerukan hak demokratis masyarakat Myanmar hingga desakan itu terpenuhi.

Biden menambahkan seluruh masyarakat dunia tengah mengawasi setiap langkah kudeta di Myanmar. Jika kudeta berlanjut, AS akan segera menjatuhkan sanksi tambahan untuk militer Myanmar.

Baca Juga:
Trump Janji Segera Bebaskan Uang Tip dari Pajak Penghasilan

"Kami siap memberlakukan tindakan tambahan dan kami juga terus bekerja sama dengan mitra internasional kami untuk mendesak negara lain agar bergabung dalam upaya kami ini," ujarnya, seperti dilansir abcnews.go.com.

Sejak pekan lalu, Gedung Putih langsung mengeluarkan pernyataan sikap AS atas kudeta yang terjadi di Myanmar. Pemerintah Biden juga mengatakan tengah mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi atas kudeta tersebut.

Kelompok militer Myanmar melakukan kudeta pemerintahan dengan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi beserta anggota senior Partai Liga Nasional Demokrasi (National League for Democracy/NLD) yang telah memenangi pemilu 2020. Saluran telepon dan internet di kota-kota utama Myanmar juga terputus, sedangkan TV negara mati.

Tentara Myanmar telah menyerahkan kekuasaan kepada Panglima Militer Jenderal Min Aung Hlaing dan memberlakukan keadaan darurat selama setahun. Militer merasa ada kecurangan pemilu sehingga Suu Kyi yang menjadi pemenang. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Janji Segera Bebaskan Uang Tip dari Pajak Penghasilan

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

BERITA PILIHAN
Rabu, 29 Januari 2025 | 12:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Auditee dalam Audit Kepabeanan dan Cukai?

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kriteria Entitas Dana Pensiun yang Tak Tercakup Pajak Minimum Global

Rabu, 29 Januari 2025 | 10:00 WIB INPRES 1/2025

Jenis-Jenis Belanja yang Disasar Prabowo untuk Dilakukan Efisiensi

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KURS PAJAK 29 JANUARI 2025 - 04 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KINERJA BUMN

Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

Rabu, 29 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA CIMAHI

Cimahi Distribusikan SPPT PBB secara Elektronik Mulai Tahun Ini

Selasa, 28 Januari 2025 | 15:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat dan Bayar Deposit Pajak di Coretax DJP