JAMIE OLIVER

Koki Selebriti Ini Minta Pajak Gula Diterapkan, Ternyata Ini Alasannya

Dian Kurniati | Rabu, 28 Desember 2022 | 18:00 WIB
Koki Selebriti Ini Minta Pajak Gula Diterapkan, Ternyata Ini Alasannya

Jamie Oliver. (foto: delicious.com.au)

LONDON, DDTCNews – Koki selebriti, Jamie Oliver memohon pemerintah Inggris untuk segera mengenakan pajak pada produk minuman yang mengandung gula tinggi.

Oliver mengatakan pengenaan pungutan seperti pajak akan menurunkan konsumsi minuman bergula yang selama ini tidak dibatasi. Menurutnya, uang yang terkumpul dari pajak gula dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama anak-anak.

"Jika Anda melihat ada uang yang terkumpul dari pajak minuman manis, penggunaannya tidak jauh dari pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti mendanai makanan anak secara gratis di sekolah," katanya, dikutip pada Rabu (28/12/2022).

Baca Juga:
Sumber Pajak Baru Kunci Pemenuhan Janji Pemerintah Baru

Oliver menuturkan telah ikut berkampanye dan mendorong pemerintah untuk mengenakan pajak gula sejak 2018. Menurutnya, masyarakat sudah terlalu banyak mengonsumsi minuman manis yang tidak sehat.

Di sisi lain, ia berharap makin banyak anak-anak yang dapat mengakses makanan gratis di kantin sekolah. Misal, pada anak-anak dari keluarga peserta program Universal Credit yang jumlahnya sekitar 800.000 orang.

Di Inggris dan Wales, pemerintah hanya menyediakan makanan gratis di sekolah untuk anak-anak berusia 4 hingga 16 tahun dari keluarga berpendapatan rendah, yaitu kurang dari £7.400 atau sekitar Rp140 juta setahun.

Baca Juga:
Deadline Tinggal Dua Hari, Komeng Ajak WP OP Segera Lapor SPT Tahunan

Oliver menilai skema makanan gratis di sekolah tersebut dapat diperluas kepada anak-anak yang berasal dari keluarga peserta program Universal Credit.

Pembawa acara program televisi Jamie's Kitchen tersebut juga telah sejak lama mengkampanyekan perbaikan gizi anak melalui meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan di sekolah.

Kampanye Feed Me Better pada 2005 telah membuat pemerintah menjanjikan mengalokasikan £280 juta atau Rp5,3 triliun untuk membiayai program makanan sekolah di Inggris.

Baca Juga:
Zaskia Gotik Ingatkan WP Segera Urus SPT Tahunan dan Validasi NIK-NPWP

"Kita berbicara tentang semua anak yang bisa saja berdampak, yang sejalan dengan potensi kemiskinan dan kelaparan," ujar Oliver seperti dilansir bbc.com.

Presiden Royal College of Paediatrics Camilla Kingdon mendukung usulan pembatasan kandungan gula dalam produk makanan dan minuman, terutama yang dikonsumsi anak-anak.

Menurutnya, banyak produk makanan untuk bayi yang mengandung gula dalam jumlah sangat tinggi sehingga meningkatkan risiko obesitas. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 September 2024 | 16:43 WIB LOMBA MENULIS DDTCNEWS 2024

Sumber Pajak Baru Kunci Pemenuhan Janji Pemerintah Baru

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Rabu, 25 Desember 2024 | 08:30 WIB KPP PRATAMA BADUNG SELATAN

Kantor Pajak Minta WP Tenang Kalau Didatangi Petugas, Ini Alasannya