ARAB SAUDI

Kenaikan PPN Picu Hal ini di Bisnis Properti

Muhamad Wildan | Minggu, 26 Juli 2020 | 07:01 WIB
Kenaikan PPN Picu Hal ini di Bisnis Properti

Salah satu kompleks apartemen di Riyadh, Arab Saudi. (Foto: haramainbd.com)

RIYADH, DDTCNews - Jones Lang LaSalle (JLL) memproyeksikan permintaan sewa properti di Arab Saudi bakal mengalami peningkatan dalam jangka pendek dan menengah seiring dengan meningkatnya tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 5% menjadi 15%.

"Kami menilai akan ada pergeseran pola transaksi untuk properti hunian. Pasar sewa rumah akan semakin menarik karena kenaikan PPN membuat harga sewa menjadi menarik secara komparatif," ujar Head of Research JLL Middle East and North Africa Dana Salbak, dikutip Rabu (22/7/2020).

Ia menambahkan dengan ini tren pasar properti di Arab Saudi bakal berbalik arah. Harga jual properti diproyeksikan bakal mengalami penurunan sedangkan harga sewa properti akan meningkat secara jangka panjang.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Arab Saudi Bakal Kerek Biaya Umroh dan Haji

Salbak mengatakan kenaikan tarif PPN berpotensi menurunkan harga tanah di Arab Saudi yang sudah terlalu tinggi. Bila pengembang tidak mampu membeli tanah dengan harga yang berlaku sekarang, secara perlahan harga tanah akan mengalami penurunan.

Dengan ini, sambungnya, kenaikan PPN bisa saja berpotensi menguntungkan pengembang karena harga tanah yang turun akan mengurangi biaya pengembangan properti.

Meski harga sewa rumah diproyeksikan akan meningkat, JLL memproyeksikan akan ada penurunan harga sewa perkantoran ke depan seiring dengan tren penurunan harga sewa kantor pada kuartal II/2020 lalu.

"Ke depan korporasi akan berusaha untuk mencari cara alternatif untuk mengurangi biaya dengan menyewa unit kantor yang lebih kecil dalam rangka mengurangi beban belanja modal yang ditanggung," ujar Salbak.

Untuk meringankan dampak kenaikan tarif PPN bagi calon pembeli rumah, Pemerintah Arab Saudi sudah memberikan fasilitas pembebasan PPN atas transaksi properti berupa rumah dengan nilai di bawah SAR850.000 bagi masyarakat Arab Saudi yang merupakan pembeli rumah pertama.

Hal ini dilakukan dalam rangka mendorong permintaan masyarakat atas rumah dengan harga terjangkau. Ribuan unit rumah baru juga rencananya mulai dipasarkan pada semester II/2020 ini.

Di Riyadh, tercatat bakal terdapat 15.000 unit rumah baru yang ditawarkan pengembang, sedangkan rumah baru yang ditawarkan di Jeddah dan Mekah masing-masing sebanyak 8.000 dan 6.000 unit. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 11 Juli 2020 | 06:01 WIB DAMPAK KENAIKAN PPN

Kenaikan Tarif PPN Arab Saudi Bakal Kerek Biaya Umroh dan Haji

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja